Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkes Wanti-Wanti Ancaman Son of Omicron di Indonesia

Ilustrasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta, IDN Times - Varian Omicron BA.2 atau Son of Omicronmembuat kasus COVID-19 di Korea Selatan (Korsel) melesat. Bahkan, Korsel mencatatkan penambahan kasus COVID-19 tertinggi di dunia dengan 209.169 per hari pada Senin (21/3/2022).

Ganasnya BA.2 juga membuat lonjakan kasus di Hong Kong serta beberapa negara lain, seperti Jerman, Perancis, Inggris, Kanada.

Lalu bagaimana situasi perkembangan Son of Omicron di Indonesia?

1. Kasus COVID-19 di Indonesia masih terkendali

Ilustrasi -- Petugas memberi arahan kepada sejumpah pasien COVID-19 sebelum berangkat ke Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran dari Puskesmas Duren Sawit, Jakarta, Senin (19/10/2020) (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia, mengaku lonjakan kasus di beberapa negara di Eropa disebabkan oleh distribusi sub-varian Omicron BA.2, yang kini menjadi varian mayoritas di beberapa negara termasuk Indonesia.

"Kendati sub-varian Omicron BA.2 sudah terdeteksi di Indonesia, lonjakan kasus di Indonesia karena sub-varian Omicron tersebut masih bisa dikendalikan hingga hari ini," ujarnya dilansir laman Kemenkes.

2. Antibodi COVID-19 penduduk Indonesia capai 86,6 persen

Peneliti FKM UI Iwan Ariawan menerangkan hasil survei serologi COVID-19 di Indonesia. (youtube.com/Kementerian Kesehatan RI)

Survei serologi menyebutkan bahwa angka antibodi penduduk Indonesia terhadap virus corona mencapai 86,6 persen. Nadia mewanti-wanti masyarakat, meskipun angka antibodi terhadap COVID-19 bagi responden cukup tinggi, namun bukan berarti masyarakat terbebas dari infeksi tersebut.

"Antibodi yang tinggi berarti mampu mengurangi dampak gejala berat dan risiko kematian akibat terinfeksi COVID-19," ujarnya.

3. Kemungkinan terinfeksi masih terjadi

Pasien COVID-19 di RSUD Dr Iskak Tulungagung. IDN Times/ istimewa

Nadia meminta masyarakat menyadari bahwa meskipun antibodi yang diproduksi tinggi setelah mendapatkan vaksinasi lengkap ditambah booster, kemungkinan untuk terinfeksi COVID-19 masih ada.

"Hanya saja risiko bergejala berat dan kematian akibat COVID-19 berkurang. Terutama bagi golongan lanjut usia dan yang memiliki komorbid sangat perlu mendapat perlindungan dari vaksinasi lengkap dan booster,” kata Nadia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us