Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KemenPPPA: Kesenjangan Gender Pengaruhi Angka Kematian Ibu dan Bayi

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengunjungi dan meninjau kondisi perempuan dan anak korban bencana alam gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tepatnya di Desa Sukamulya dan Desa Cibulakan (dok. KemenPPPA)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan, butuh komitmen besar dan kerja keras berbagai pihak agar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada 2024 bisa menurun sesuai target yang dicanangkan.

Dia mengatakan ada beberapa faktor kesenjangan gender turut berkontribusi pada beberapa masalah sosial yang berdampak negatif pada perempuan dan anak. Hal ini disampaikan Bintang saat Musyawarah Nasional XVII Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di Denpasar, Bali.

“Kesenjangan gender berkontribusi pada lahirnya berbagai masalah sosial, termasuk isu reproduksi dalam keluarga yang berdampak pada masih tingginya prevalensi AKI dan AKB di Indonesia,” kata Bintang dalam keterangannya, dilansir Sabtu (4/11/2023).

1. Kematian ibu karena melahirkan juga meningkatkan kematian bayi

ilustrasi bayi (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Pemerintah menargetkan AKI sebanyak 183 kasus per 100 ribu kelahiran hidup pada 2024 dan AKB adalah 16 per seribu kelahiran hidup di 2024. 

Jika melihat data BPS tahun 2020, AKI di Indonesia tercatat 189 per 100 ribu kelahiran dan AKB sebesar 16,85 per seribu kelahiran hidup. 

Dia mengatakan, dampak kematian ibu yang berat adalah pengaruh terhadap kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak. Serta ketahanan keluarga dan dampak terhadap sumber daya manusia. 

“Lebih dari 50 persen bayi yang ditinggalkan karena kematian ibunya, meninggal sebelum usia satu tahun, dengan kata lain kematian ibu karena melahirkan akan meningkatkan kematian bayi,” katanya.

2. Peran laki-laki memiliki dampak besar

ilustrasi ayah dan anak-anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Bintang juga mengatakan, laki-laki memiliki dampak besar bagi penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Meski Indonesia masih kental dengan budaya patriarki, namun Bintang percaya hal ini bisa diperbaiki bersama.

“Pengasuhan dan pendidikan anak bukanlah tugas ibu semata, tetapi perlu dibagi secara setara antara ibu dan ayah. Selain dukungan dan kesadaran akan tanggung jawab bersama, laki-laki juga dapat berperan atau berpartisipasi dalam penurunan AKI dan AKB melalui partisipasi dalam KB (kontrasepsi),” kata dia.

3. Keluarga berencana jadi upaya turunkan angka AKI dan AKB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga, dalam Agenda General Discussion of the 67th Session of the Commission on the Status of Women (CSW) yang dilaksanakan di New York, Amerika Serikat (dok. KemenPPPA)

Bintang mengatakan, program kegiatan keluarga berencana jadi salah satu strategi menurunkan AKI dan AKB. Ini juga jadi bentuk dorongan kesejahteraan perempuan dan anak Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga mengatakan masyarakat untuk bisa menghentikan praktik perkawinan usia anak.

“Pentingnya dukungan dari berbagai pihak, tidak hanya dari Pemerintah Pusat dan Daerah, tetapi juga dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat. Kita perlu bersatu dan bergerak bersama dalam menghadapi permasalahan perkawinan anak,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us