Demo 4 November vs. Arab Spring: Semoga Keutuhan Indonesia Baik-baik Saja!

Peristiwa demonstrasi 4 November di Jakarta dan polemik yang menyertainya membuat Kepala Puspen TNI, Brigjen Wuryanto mengangkat peristiwa Arab Spring yang terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah. Arab Spring dimulai pada pertengahan Desember 2010 di Tunisia dan menyebar ke beberapa negara lain di kawasan pada awal 2011, yang ditandai dengan aksi massa, baik yang berjalan damai maupun yang diwarnai kekerasan.

Dikutip BBC News, (5/11), hal ini terlihat dalam demo 4 November 2016 tersebut yang awalnya berjalan damai, namun tiba-tiba menjadi rusuh. Rangkaian Arab Spring dimulai dengan gejala yang sama, ada perbedaan di dalam negeri, yang ditunggangi kelompok-kelompok luar, ada kelompok bersenjata lain, hingga campur tangan dari negara lain.
Wuryanto pun mengatakan bahwa apa yang terjadi di Indonesia belum sampai ke sana. Hanya saja pihaknya ingin mengingatkan kepada masyarakat jangan sampai kita mengalami ekses negatif dari kejadian seperti yang berlangsung di Timur Tengah.
Tekanan serius untuk pemerintah.

Demo 4 November diserukan untuk menekan pemerintah menangani secara serius kasus dugaan penistaan Islam yang diduga dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok sendiri sudah dilaporkan ke polisi dan kasusnya saat ini tengah berjalan.
Gubernur yang maju di pemilihan gubernur Jakarta Februari 2017 tersebut dituduh menghina Islam saat menyinggung tentang ayat 51 Surat Al-Maidah, ketika bertemu dengan masyarakat, September lalu. Ahok sudah meminta maaf dan memberikan penjelasan bahwa dirinya sama sekali tak bermaksud menistakan Islam atau menyinggung perasaan umat Islam.

Brigjen Wuryanto mengatakan TNI dan Polri sudah menyiapkan antisipasi hal-hal yang tak diinginkan dari demonstrasi 4 November. Sebagaimana kericuhan yang terjadi tadi malam, di mana aparat harus bertindak tegas dengan menembakan gas air mata untuk mencegah aksi massa yang semakin tak terhendali.
Dirinya tetap meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh, jangan terprovokasi, dan semua pihak dihimbau untuk menahan diri.
Jangan tuduh siapapun!

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), angkat bicara tentang demo 4 November 2016 yang kini menjadi isu panas di kalangan elite Jakarta. SBY mengingatkan bahwa sangat berbahaya apabila menuduh seseorang, kalangan, parpol, menjadi dalang atau otak dari demo seperti itu.
Dalam jumpa pers tersebut, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, SBY menganggap informasi tersebut fitnah. Pada kesempatan yang sama, SBY juga membandingkan gerakan yang terjadi di Indonesia dengan Arab Spring. Menurutnya pada kasus Arab Spring tidak ada satupun tokoh politik yang disebut sebagai penggerak.