Kominfo: Keamanan Siber Sesuai Pedoman, Tapi Virus Terus Diciptakan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Informatika terus berupaya melakukan pemulihan layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang mengalami serangan Ransomware Brain Cipher.
Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, mengatakan keamanan siber Indonesia telah memiliki beberapa pedoman yang dibuat. Namun, upaya peretasan pasti akan terus terjadi.
"Sebetulnya pedoman-pedoman ini sudah dibuat ya. Tetapi tentu saja yang namanya upaya untuk meretas, menciptakan virus, mengganggu, dan segala macam itu kan terus terjadi. Di Indonesia juga sejumlah peraturan kan sudah dibuat. BSSN juga sudah mengeluarkan semacam standar-standar untuk security ini,” ujar Nezar dalam keterangan resminya, Rabu (26/6/2024).
1. Setiap negara akan memperhatikan aspek keamanan di dunia siber

Nezar menilai serangan siber merupakan salah satu kategori global risk. Bahkan, World Economic Forum juga menyebutkan bahwa cyber security merupakan salah satu dari 5 Top Global Risk. Oleh karena itu, setiap negara akan memperhatikan aspek keamanan di dunia siber.
"Jadi saya kira dengan kemajuan teknologi dan internet yang makin terkoneksi ke seluruh dunia, mau tidak mau, isu tentang cyber security ini menjadi sangat penting. Dan semua negara di dunia mengadopsi protokol-protokol yang penting untuk menjaga keamanan data mereka masing-masing," jelasnya.
2. Kominfo akan ambil langkah mitigasi

Nezar menekankan Kominfo akan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan buruk yang akan terjadi di dunia siber di masa mendatang.
“Tentu saja kita tidak demikian gampang bisa ditakut-takuti gitu. Kita coba melakukan mitigasi dan kita juga coba melakukan penyelidikan dan tentu saja tindakan-tindakan akan diambil," tegasnya.
3. PDNS 2 virus baru pengembangan yang pernah serang BSI

Wamenkominfo mengungkap virus yang menyerang PDNS 2 merupakan virus baru pengembangan dari varian yang dikenal dengan nama Lockbit 3.0. Virus itu pernah menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI) sebelumnya.
"Yang baru ini, kemudian dikembangkan satu kelompok dan melabelkannya dengan nama Brain Cipher. Dan sama seperti ransomware lain, ia mengenkripsi semua data, semua file yang ada di server yang mereka serang," katanya