Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Konflik Iran VS AS Memanas, RI Siapkan Rencana Kontingensi Bagi WNI

(Menteri Luar Negeri Retno Marsudi) Dokumentasi Kemlu

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Indonesia mengaku prihatin dengan eskalasi konflik antara Iran dengan Amerika Serikat usai tewasnya Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Qasem Soleimani pada (3/1) lalu. Soleimani tewas dalam serangan udara di Bandara Baghdad, Irak, yang diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. 

Iran berjanji akan membalas dendam kematian Soleimani dan hal itu diwujudkan pada hari ini. Stasiun berita Al Jazeera edisi hari ini melaporkan Iran telah meluncurkan puluhan rudal ke pangkalan udara Irak, Ain Al-Asad yang juga dijadikan markas militer Negeri Paman Sam. Selain itu, Iran juga menyerang fasilitas kedua di dekat Bandara Erbil. 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta kepada pihak AS dan Iran supaya menahan diri dan tidak memperburuk situasi. 

"Kami tentu concern dengan peristiwa yang terjadi di Iran. Concern ini sudah kami sampaikan ke pihak Amerika dan Iran, dengan satu harapan, semua pihak bisa menahan diri sehingga tidak terjadi eskalasi yang lebih buruk lagi," ujar Retno yang ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri usai memberikan pernyataan tahunan pada Rabu (8/1). 

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda itu sudah memprediksi apa yang akan terjadi bila kedua negara tidak segera menghentikan aksi serang. 

"Dampaknya nanti tidak akan dapat terlokalisir. Dampaknya nanti akan dirasakan oleh kawasan, dunia termasuk ekonomi dunia yang tanpa adanya ekskalasi konflik ini sudah cukup tertekan," kata dia. 

Lalu, bagaimana nasib WNI yang bermukim di Iran dan Irak? Apakah mereka akan diminta untuk meninggalkan kedua negara tersebut?

1. Pemerintah RI meminta kepada WNI di Timur Tengah untuk selalu waspada

(Demo memprotes pembunuhan Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani) ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency)/Nazanin Tabatabaee via REUTERS

Retno mengatakan pihak Kemlu sudah memuat keterangan tertulis yang dibaca oleh WNI yang tengah berada di kawasan Timur Tengah. Ia meminta agar WNI berhati-hati selama berada di area tersebut. 

"Ikuti petunjuk dari otoritas setempat, terutama yang terkait perkembangan situasi keamanan di masing-masing negara dan kami meminta para WNI agar segera menghubungi KBRI dan KJRI jika memerlukan bantuan," kata dia pada siang tadi. 

Ia memprediksi ada sekitar satu juta WNI yang diketahui bermukim di kawasan Timur Tengah. Di dalam keterangan tertulis itu, Retno melanjutkan juga terdapat hotline di semua KBRI yang berada di Timteng. 

"Hotline itu tidak hanya untuk KBRI di Baghdad dan Tehran, tetapi juga di KBRI sekitarnya, just in case WNI kita memerlukan bantuan," ujarnya lagi. 

Berikut adalah nomor hotline bagi WNI yang bermukim di Timur Tengah dan membutuhkannya: 

  1. KBRI Baghdad: +964 780 6610 920/+9647500365228
  2. KBRI Tehran:  +989120542167
  3. KBRI Kuwait City:+965-9720 6060
  4. KBRI Manama:+973-3879 1650
  5. KBRI Doha:+974-33322875
  6. KBRI Abu Dhabi:+971-566-156259
  7. KBRI Amman: +962 7 7915 0407
  8. KBRI Damascus: +963 954 444 810
  9. KBRI Beirut: +961 5 924 676
  10. KBRI Muscat: +968 9600 0210
  11. KBRI Riyadh: +966 56 917 3990
  12. KJRI Dubai: +971-56-3322611/+971-56-4170333
  13. KJRI Jeddah: +966-50360 9667

2. Evakuasi WNI dari Irak dan Iran masuk ke dalam rencana kontingensi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 6 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Retno juga menyebut Kemlu telah berkoordinasi dengan para Duta Besar Indonesia yang berada di kawasan Timur Tengah untuk menyusun rencana kontingensi. Salah satu opsi yang dipertimbangkan yakni untuk mengevakuasi WNI ke lokasi yang lebih aman. 

"Rencana kontingensi ini diperlukan apabila eskalasi akan meningkat terus," kata dia. 

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Norwegia itu juga mengaku telah berbicara dengan Panglima TNI agar mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Proses evakuasi ribuan WNI pernah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dari negara Yaman pada tahun 2015 lalu. 

Evakuasi WNI terpaksa dilakukan lantaran di negara tersebut terjadi perang saudara terus menerus. Sehingga, apabila tidak dikeluarkan dari negara tersebut, WNI bisa menjadi korban. Plt juru bicara Kemenlu, Teuku Faizasyah pada Juli 2019 lalu pernah menyebut Indonesia berhasil mengevakuasi 2.632 WNI kembali ke Tanah Air. Proses evakuasi pada waktu itu dilakukan melalui Muscat, Oman. 

3. Pejabat berwenang AS mengklaim tidak ada korban dari serangan Iran ke dua pangkalan militer Irak

unsplash.com/ Anna Ogiienko

Pejabat berwenang Amerika Serikat yang dikutip oleh stasiun berita CNN hari ini, membenarkan adanya serangan ke dua pangkalan militer Irak yang juga menjadi markas bagi pasukan Negeri Paman Sam. Namun, menurut dua pejabat tadi, hingga saat ini belum diketahui adanya korban jiwa. 

"Antara sekitar pukul 01:45 dini hari dan 02:45 dini hari, Irak diserang dengan 22 rudal. Semua rudal menyasar markas pasukan koalisi," demikian isi pernyataan militer Irak hari ini. 

Presiden Trump sempat dijadwalkan untuk memberi pernyataan tanggapan terhadap serangan militer tersebut. Namun, kemudian Gedung Putih memutuskan untuk menunda pernyataan itu. 

Bukan Trump namanya bila tidak memberikan tanggapan. Ia kemudian mencuit komentarnya di akun media sosial. Trump mengatakan usai dua serangan rudal Iran, keadaan di pangkalan militer tersebut baik-baik saja. 

"Kami masih menghitung dampak kerugian dan jumlah korban jiwa. Sejauh ini, baik-baik saja! Kami memiliki peralatan militer terbaik di dunia sejauh ini. Saya akan menyampaikan pernyataan ke publik pada esok pagi," demikian cuit Trump pada hari ini. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us