Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KPK: Kalapas Sukamiskin Terang-Terangan Minta Mobil ke Napi Koruptor

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan praktik jual beli fasilitas mewah di dalam sel sudah lama terjadi dan menjadi hal lumrah. Hal itu terlihat dari cara Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husein, memasang tarif untuk sel istimewa di dalam lapas.

Seperti yang diketahui, walau baru menjabat sebagai kalapas pada Maret lalu, tetapi Wahid sudah mampu membeli mobil baru. Rupanya salah satu mobil itu, diberikan oleh suami dari aktris Inneke Koesherawati, Fahmi Darmawansyah.

Fahmi merupakan narapidana kasus korupsi di Badan Keamanan Laut (Bakamla) pada tahun 2017 dan divonis 2 tahun dan 8 bulan. Ia terbukti menyuap empat pejabat Badan Keamanan Laut (Bakamla) terkait proyek pengadaan satelit monitor.

Lalu, bagaimana cara Wahid meminta imbalan secara terang-terangan?

1. Wahid langsung minta dibelikan jenis Triton Athlete

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Menurut juru bicara KPK, Febri Diansyah, Wahid secara terang-terangan meminta agar dibelikan mobil jenis Triton Athlete kepada narapidana kasus korupsi. Bahkan, ia sempat menawarkan agar mobil itu dibeli di dealer yang sudah dikenalnya.

"Namun, karena mobil jenis dan warna tersebut tidak ada, akhirnya diganti dengan triton warna hitam yang diantar dalam keadaan baru tanpa plat nomor ke rumah WH (Wahid Husein)," ujar Febri melalui keterangan tertulis pada Minggu (22/7).

Permintaan tersebut disampaikan tanpa menggunakan kode atau sandi terselubung seperti layaknya modus yang dilakukan oleh para penerima suap di kasus korupsi lainnya.

2. Inneke Koesherawati diduga ikut terlibat pembelian mobil untuk suaminya

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Hal lain yang terungkap yakni aktris Inneke Koesherawati diduga ikut terlibat dalam pembelian mobil yang diserahkan ke Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husein. Hal itu disampaikan oleh Ketua KPK, Agus Rahardjo di kantor Kejaksaan Agung pada Senin pagi tadi. "Kami masih dalami, tapi yang pasti antara lain (dia terlibat) dalam pemesanan mobil itu, antara lain dia ikut cawe-cawe. Masih kami dalami," ujar Agus.

Inneke termasuk salah satu dari enam orang yang dijaring lembaga anti rasuah pada Jumat dan Sabtu dini hari. Ia dijemput oleh penyidik KPK di kediamannya di area Menteng, Jakarta Pusat. Selama sekitar 21 jam, ia diperiksa oleh penyidik. Begitu keluar dari gedung KPK, Inneke terlihat berkaca-kaca bahkan menitikan air mata.

Raut keterkejutannya akan dijemput oleh penyidik KPK, jelas terlihat. Ia juga terlihat pucat. Ketika dicecar pertanyaan oleh awak media, Inneke memilih bungkam.

3. Kemenkum HAM diwanti-wanti oleh KPK agar serius melakukan pembenahan

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Pasca dilakukan operasi senyap yang membuktikan rumor yang beredar di masyarakat selama ini soal jual beli fasilitas mewah serta akses keluar lapas, KPK kemudian mewanti-wanti Kemenkum HAM. Mereka berharap perbaikan secara menyeluruh yang dijanjikan oleh Kemenkum HAM serius direalisasikan.

"Kami berharap kasus ini dijadikan peringatan bagi seluruh kalapas di bawah Kementerian Hukum dan HAM agar kejadian serupa tidak kembali terulang. Kalau korupsi massif masih terjadi di dalam lapas, maka efek jera yang diharapkan bisa dirasakan pelaku korupsi sulit direalisasikan," ujar juru bicara KPK, Febri Diansyah melalui keterangan tertulis pada Minggu kemarin.

Menurut Febri, tidak saja publik dibuat kecewa dengan temuan ini, namun kerja keras penyidik dan penuntut umum menjadi sia-sia. Padahal, mereka telah mencurahkan waktu serta tenaga untuk membuktikan kasusnya di pengadilan.

"Namun, pada kenyataannya terpidana kasus korupsi masih dapat ruang transaksional di dalam lapas," kata dia lagi.

Share
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Ita Lismawati F Malau
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us