Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Legislator Khawatir Warga Palestina Sulit Pulang Usai Dievakuasi ke RI

Penasihat Presiden Palestina, Mahmoud Al-Habbash, bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa (18/3/2025) (dok. Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Anggota Komisi I DPR RI mengapresiasi rencana pemerintah untuk mengevakuasi warga Palestina ke Indonesia
  • Politikus senior PDIP mengingatkan agar proses evakuasi tersebut dilakukan dengan penghitungan yang matang
  • Hasanuddin menyoroti kemungkinan Israel akan menghalangi warga Palestina yang telah dirawat di Indonesia, untuk kembali ke tanah airnya

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mengapresiasi rencana pemerintah mengevakuasi warga Palestina ke Indonesia. 

Namun, politikus senior PDIP itu mengingatkan agar proses tersebut dilakukan dengan penghitungan yang matang.

1. Soroti proses kepulangan masyarakat Palestina usai dievakuasi ke Indonesia

Menlu Sugiono bertemu dengan Utusan Khusus Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash di Jakarta. (Dok. Kemlu RI)

Anggota Komisi Pertahanan dan Hubungan Internasional DPR ini pun menyoroti proses kepulangan warga Palestina usai dievakuasi ke Indonesia.

Hasanuddin menyoroti kemungkinan Israel akan menghalangi warga Palestina yang telah dirawat di Indonesia, untuk kembali ke tanah airnya. Menurut dia, hal ini justru bisa berujung pada pelemahan eksistensi warga Palestina di wilayahnya sendiri.

“Mengevakuasi mereka itu niat baik yang harus diapresiasi. Tapi harus dipertimbangkan secara matang. Apakah mereka yang dievakuasi itu warga Palestina yang sakit, terluka, dan bisa dipulihkan, lalu dengan mudah kembali ke tanah airnya?" kata dia dalam keterangannya, Jumat (11/4/2025).

“Kalau mereka tidak bisa kembali, justru ini bisa sejalan dengan upaya penghapusan etnis (genosida) yang dilakukan Israel. Karena tujuan Israel adalah merebut wilayah dan mengusir warga Palestina,” sambung dia.

Hasanuddin pun mempertanyakan, apakah evakuasi besar-besaran ini merupakan kebutuhan mendesak dari warga Palestina, atau justru agenda terselubung pihak luar.

“Apa yang sebenarnya dibutuhkan Palestina? Apakah bantuan medis, logistik, atau evakuasi besar-besaran seperti yang pernah diusulkan Donald Trump? Kalau itu sejalan dengan ide Trump, patut kita waspadai. Karena pasti ada tujuan lain di baliknya,” ucap dia.

Hasanuddin juga mengingatkan jika proses evakuasi tidak disertai dengan jaminan pemulangan, maka sebaiknya langkah tersebut ditunda.

“Mengevakuasi ribuan orang ke Indonesia harus dipikirkan dampak, efek, dan mekanisme pemulangannya. Kalau tidak bisa kembali, sebaiknya jangan dilakukan. Biarkan mereka merdeka di negerinya sendiri, dan kita harus mendukung sepenuhnya,” tegasnya.

2. Dukung kemerdekaan Palestina sesuai amanat konstitusi

ilustrasi Palestina vs Israel (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski begitu, Hasanuddin menegaskan, mendukung kemerdekaan Palestina adalah bagian dari amanat konstitusi bangsa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Meski begitu ia mengingatkan agar pemerintah mempertimbangkan dengan matang, terkait rencana evakuasi warga Gaza korban perang ke Indonesia.

“Tugas sejarah kita adalah mendorong dan mendukung bangsa-bangsa untuk merdeka. Itu jelas disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945. Maka dari itu, dalam konteks kemerdekaan Palestina, Indonesia wajib memberikan dukungan, termasuk bantuan kemanusiaan,” ujar dia.

3. Kemerdekaan Palestina hak dasar yang harus diwujudkan

Presiden RI Prabowo Subianto mengapresiasi peran Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang berdampak luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga sampai ke Palestina, yang hingga kini dilanda konflik.  (Dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Lebih lanjut, Hasanuddin menegaskan, kemerdekaan Palestina adalah hak dasar yang harus diwujudkan, yakni merdeka di tanah air mereka sendiri, bukan di tempat lain.

“Kemerdekaan itu harus didapatkan oleh bangsa Palestina, merdeka di tanahnya sendiri yang menjadi hak mereka. Kita tidak boleh membiarkan mereka terusir,” tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us