Cerita Kawal COVID-19, Sudah Bersiap Sebelum Virus Masuk Indonesia

Resah dengan narasi di awal pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Co-founder Kawal COVID-19, Elina Ciptadi, menjelaskan gerakan kawalCovid19.id mulai dibentuk pada 1 Maret 2020. Ini tepat sehari sebelum Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengumumkan kasus COVID-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020.

Namun jauh sebelum itu, pada Januari 2020 ketika Wuhan di-lockdown karena virus SARS 2019-nCoV, Elina mengatakan pihaknya mulai belajar tentang pola penyebaran COVID-19 karena rasa penasaran. Setelah ditelisik, Elina dan kawan-kawannya berpikir virus ini bisa saja bertransmisi ke Indonesia sewaktu-waktu.

"Kita waktu awal Februari, kami merasa, ini pandemik, sebenernya, pandemik ini virus yang punya paspor, istilahnya jadi lintas negara," ujar Elina di acara Ngobrol Seru by IDN Times 'Setahun Pandemik, Catatan Kawal COVID-19', Selasa (2/3/2021).

Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata dia, saat itu belum menyatakan virus corona sebagai pandemik. Akan tetapi, Elina mengatakan penyebarannya berpotensi hingga ke Indonesia.

"Jadi waktu itu kami belajar sebanyak mungkin tentang COVID lebih untuk mendidik diri kami sendiri, kalau nanti sampai masuk ke wilayah kita, negara kita, atau mulai nanti ada orang-orang yang kita kena terkena, kita bisa apa untuk mencegah dan kalaupun kena kita bisa apa untuk mencegah penyakitnya itu lebih parah," kata dia.

Baca Juga: Kawal COVID-19: Swasta Lebih Baik Bantu Vaksinasi Kelompok Lansia

1. Dibangun mantan relawan Kawal Pemilu

Cerita Kawal COVID-19, Sudah Bersiap Sebelum Virus Masuk IndonesiaCofounder Kawal Covid-19 Elina Ciptadi di acara Ngobrol Seru by IDN Times  "Setahun Pandemik, Catatan Kawal COVID-19," Selasa (2/3/2021) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Elina mengatakan kawalcovid-19.id dibentuk atas inisiasi sejumlah alumni relawan Kawal Pemilu yang bekerja berbasis data. 

"Jadi kami senang data, kami senang menghitung dan menganalisa data walaupun bidang pendidikan kami gak semua di data bekerjanya," ujarnya.

Ketika pemilu sudah usai, relasi Kawal Pemilu masih terbangun. Elina dan kawan-kawannya pun bergerak membuat platform serupa yang diberi nama kawalcovid19.id.

"Datanya kan dibuka di publik dan kami mulai membuka datanya, pergerakannya, penularannya atau apa dan kami mulai ngutip-ngutip nih datanya dari sejak datanya bahkan belum ada di media masa dan hanya ada di website CDC-nya Cina, jadi kayak Kemenkesnya China, dengan bahasa chinese kita copas supaya kita ngerti mereka lagi ngomongin apa sih," ujarnya

2. Narasi di Indonesia soal COVID-19 membuat resah

Cerita Kawal COVID-19, Sudah Bersiap Sebelum Virus Masuk IndonesiaIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Saat pihaknya sedang mempelajari virus corona pada awal tahun 2020, Elina melihat narasi yang dibangun di Indonesia soal virus ini justru lari dari isu kesehatan. Ia mencontohkan mulai dari Indonesia yang terlindungi dari virus karena doa hingga minuman tradisional.

Kemudian, kata Elina, muncul pernyataan pejabat yang mengatakan virus corona tak ada di Indonesia. Padahal kasus corona di luar negeri mulai merebak. 

"Melihat ini kami resah, karena apa? Karena data yang kami akses, bisa diakses oleh orang lain dan gak ada rahasia-rahasia. Kami berpikir kalau narasi yang berdedar di Indonesia seperti itu, orang jadi gak siap-siap dan gampangin," kata dia.

3. Tak menyangka sehari setelah situs dibentuk, Indonesia umumkan kasus pertama

Cerita Kawal COVID-19, Sudah Bersiap Sebelum Virus Masuk IndonesiaIlustrasi seorang pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica

Elina menyayangkan Indonesia tidak menggunakan waktu yang ada untuk bersiap-siap. Pihaknya bahkan sudah gerah karena banyak informasi yang salah beredar di media massa dan memutuskan membuat situs kawalcovid19.id untuk diisi informasi soal corona.

Hingga akhirnya, pada 2 Maret 2020, kasus COVID-19 Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama masuk ke Indonesia.

"Kami belum siap apa-apa, sehingga akhirnya kita cepat buat FaQ, hal yang penting untuk diketahui dan lainnya," kata dia.

5. Relawan Kawal COVID-19 berasal dari berbagai bidang

Dia mengungkapkan awalnya ada 700 anggota relawan yang tergabung dalam kawalcovid19.id. Namun, menurutnya jumlah tersebut menyusut seiring waktu karena kesibukan masing-masing, menjadi sekitar 50 orang.

Relawan kawalcovid19.id diisi orang-orang dari berbagai bidang, mulai dari tim dokter peneliti hingga penulis. Selain itu, ada juga tim pengolah data untuk cek fakta dan menyeleksi data dari Kementerian Kesehatan hingga website tiap provinsi serta kabupaten di Indonesia.

"Ada juga epidemiolog, orang-orang kesehatan masyarakat, jadi mereka tempat kita bertanya dan kemudian kami berusaha membahasakan ilmunya itu ke bahasa yang lebih mudah dimengerti masyarakat," kata Elina.

Baca Juga: Kawal Covid-19: Testing Konsisten, Pandemik Terkontrol

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya