Mabes TNI Sebut Mutasi Letjen Kunto Bagian Mekanisme Profesional

- Mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari Pangkogabwilhan I menimbulkan tanda tanya, setelah hanya empat bulan menjabat.
- Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI membantah mutasi terkait pernyataan purnawirawan TNI di Kelapa Gading pada 17 April 2025.
Jakarta, IDN Times - Mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo dari posisi Pangkogabwilhan I masih menimbulkan tanda tanya. Sebab, ia baru menduduki posisi tersebut selama empat bulan.
Selain itu, momen mutasi tersebut terjadi bersamaan dengan pernyataan bersama yang disampaikan para purnawirawan TNI di Kelapa Gading pada 17 April 2025 lalu. Letjen Kunto merupakan putra dari mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, salah satu purnawirawan jenderal yang ikut meneken delapan poin petisi.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigjen TNI Kristomei, menepis mutasi Letjen Kunto dari posisi Pangkogabwilhan I ke staf khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) terkait pernyataan bersama yang dirilis forum purnawirawan TNI.
"Mutasi dan rotasi jabatan di lingkungan TNI, termasuk yang dilakukan pada 29 April 2025, merupakan hal yang rutin dan didasarkan pada kebutuhan organisasi, tour of duty atau tour of area, serta bagian dari pembinaan karier personel," ujar Kristomei kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Kamis malam (1/5/2025).
"Tidak ada kaitannya dengan dinamika eksternal, termasuk sikap atau keterlibatan pihak keluarga prajurit dalam forum-forum tertentu," kata dia.
Mutasi, kata Kristomei, merupakan bagian dari mekanisme internal di TNI yang profesional dan proporsional.
1. Mutasi dilakukan berdasarkan hasil sidang Wanjakti

Lebih lanjut, Kristomei mengatakan, segala keputusan mutasi merupakan hasil sidang Wanjakti yang dilandasi pada pertimbangan kebutuhan organisasi, proporsionalitas, dan profesionalitas. Posisi Pangkogabwilhan I biasanya diisi oleh perwira tinggi dari matra TNI Angkatan Laut (AL). Sebab, salah satu jangkauan areanya ada di Laut Natuna Utara.
Letjen Kunto menjadi perwira TNI Angkatan Darat (AD) pertama yang menduduki posisi Pangkogabwilhan I. Itu sebabnya, keputusan Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto yang menempatkan Laksamana Muda Hersan sebagai pengganti Letjen Kunto turut diapresiasi sejumlah pihak, termasuk organisasi Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS).
Co-founder ISDS, Dwi Sasongko, mengatakan kebijakan mutasi Jenderal Agus kembali ke pola sebelumnya yaitu meletakan prioritas pertahanan laut di wilayah barat Indonesia.
"Apalagi mengingat adanya eskalasi di kawasan Laut China Selatan (LCS). Selain itu, mutasi ini juga menunjukkan profesionalisme TNI yang semakin ditingkatkan," ujar Dwi di dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (2/5/2025).
2. Posisi Letjen Kunto digantikan mantan ajudan Jokowi

Sementara, posisi Pangkogabwilhan I kini diisi oleh Laksamana Muda Hersan. Perwira tinggi di TNI AL bintang dua itu diketahui pernah menjadi ajudan Presiden ketujuh, Joko "Jokowi" Widodo. Ia juga pernah dipercaya menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) di Kementerian Sekretariat Negara pada 2023 lalu.
Dalam tugas barunya sebagai Pangkogabwilhan I, Laksda Hersan diminta bertanggung jawab atas integrasi kekuatan TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara di wilayah Sumatra, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
3. Total ada 237 perwira tinggi yang dirotasi Panglima TNI

Tidak hanya Letjen Kunto dan Laksda Hersan saja yang dirotasi. Total, ada 237 perwira tinggi yang dirotasi oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto pada 29 April 2025 lalu. Mereka terdiri dari 109 perwira tinggi TNI AD, 64 perwira tinggi TNI AL, dan 64 perwira tinggi TNI AU.
Selain Pangkogabwilhan I, sejumlah posisi strategis lain yang mengalami pergantian antara lain Pangkoarmada III dan Pangkoopsud I.