Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marak Peristiwa Keracunan, ICW Desak Prabowo Hentikan Program MBG

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana ketika meninjau para siswa MAN I dan SMP PGRI 1 Cianjur, Jawa Barat yang keracunan usai konsumsi makanan dari MBG pada 23 April 2025 lalu. (Dokumentasi BGN)
Intinya sih...
  • 176 siswa keracunan massal di beberapa daerah, termasuk Cianjur
  • Kualitas makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak memenuhi standar gizi minimal

Jakarta, IDN Times - Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak agar program Makan Bergizi Gratis (MBG) dihentikan setelah terjadi sejumlah peristiwa keracunan massal yang dialami oleh siswa sekolah di beberapa daerah. Terbaru, keracunan massal terjadi di daerah Cianjur, Jawa Barat pada 21 April 202.

Total ada 176 orang yang dilaporkan mengalami gejala keracunan. Insiden tersebut berasal dari dua sumber berbeda, yaitu konsumsi makanan dari program MBG, dan santapan dalam sebuah acara hajatan.

Jumlah korban akibat mengonsumsi makanan dari MBG saja mencapai 78 orang. Meski begitu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk mempercepat penanganan. 

Menurut ICW, kualitas makanan yang disediakan tidak memenuhi standar gizi minimal. Bahkan, ada pula temuan siswa di sekolah disajikan telur rebus yang tidak layak untuk dikonsumsi. 

"Padahal, di dalam menu makanan seharusnya mencakup kandungan protein, vitamin dan memiliki keragaman menu. Selain itu, di beberapa sekolah, ditemukan kejadian siswa membuang makanan karena rasanya yang tidak sedap," ujar peneliti ICW, Egi Primayogha dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4/2025). 

1. ICW mencatat ada ketimpangan layanan dan kualitas MBG antarsekolah

Menu MBG di SDN 129 Palembang (IDN Times)

Catatan lain yang diperhatikan ICW, yakni adanya ketimpangan layanan dan kualitas MBG antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Salah satunya, temuan wadah makanan yang berbahan plastik tipis. Hal itu, kata Egi, tentu berbahaya karena bahan kimia dapat keluar jika wadah ditaruh makanan panas.

"Hal ini menunjukan tidak adanya standarisasi layanan dalam pelaksanaan MBG," kata Egi. 

ICW menilai pengelolaan anggaran untuk MBG diduga sarat kecurangan. Belakangan, terungkap dugaan penggelapan dalam penyaluran anggaran MBG. Mitra dapur MBG di Kalibata, Jakarta Selatan, terpaksa tutup karena merugi hampir Rp1 miliar. 

"Mereka mengaku tidak menerima biaya dari Yayasan MBN, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Pancoran. Padahal, mitra dapur itu telah memasak 65.025 porsi pada periode Februari hingga Maret 2025," ujarnya. 

Sementara di Sumenep, Madura, petugas dapur MBG berhenti bekerja karena beban kerja dan besaran upah. Laporan di sejumlah lokasi mengungkap dugaan monopoli pembelian peralatan dapur oleh BGN. 

"Masalah-masalah itu menunjukkan buruknya tata kelola dan lemahnya pengawasan dalam proyek MBG. Bukan tidak mungkin hal serupa meluas dan terjadi di berbagai tempat lainnya," tutur dia. 

2. Penyaluran anggaran proyek MBG diduga langgar aturan

Ilustrasi program MBG (Dok. IDN Times)

ICW juga menduga penyaluran anggaran proyek MBG telah melanggar aturan. Anggaran MBG disalurkan melalui skema bantuan pemerintah. Hal itu diatur di dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 132/PMK.05/2021 tentang mekanisme pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada kementerian negara/lembaga. 

"Bila mengacu kepada aturan tersebut, anggaran MBG seharusnya diberikan langsung kepada penerima manfaat. Tetapi, di lapangan, anggaran justru dikirimkan ke pihak eksternal mitra MBG," ujar Egi. 

Ia mengatakan, penyaluran anggaran lewat skema bantuan membuka celah praktik korupsi. Sudah ada preseden sebelumnya lewat kasus korupsi bantuan COVID-19 oleh eks Menteri Sosial, Julian Batubara. 

"Dalam pantauan ICW, dana bantuan rawan untuk diselewengkan. Modus terbanyak, yaitu laporan fiktif dan manipulasi laporan pertanggungjawaban," katanya. 

3. Daftar kasus keracunan Makan Bergizi Gratis

Ilustrasi: Pengolahan MBG di SPPG Gagaksipat, Boyolali. (IDN Times/Larasati Rey)

Sementara, sudah ada beberapa peristiwa keracunan sejak program MBG diluncurkan pada Januari 2025 lalu. Setidaknya sudah ada enam peristiwa keracunan makanan yang masuk ke dalam catatan media. Berikut enam peristiwa keracunan di beberapa sekolah, yaitu:

a. Keracunan massal di MAN I dan SMP PGRI Cianjur

Dari peristiwa ini 78 siswa dari dua sekolah mengalami keracunan. Akibat hal itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) karena jumlah korban yang tinggi

b. Keracunan massal di SDN Proyonanggan 5 Batang

Sebanyak 60 siswa SDN Proyonanggan 5 Batang mengalami mual dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan program MBG pada 18 April 2025. Pengajar di SDN Proyonanggan 5 Batang, Rizkika Wakhid Widilaksa mengatakan gejala keracunan dialami siswa setelah mereka pulang ke rumah.

c. Keracunan massal di SDN 33 Bombana

Belasan siswa SDN 33 Kasipute, Bombana, Sulawesi Tenggara mengalami gejala muntah dan sakit perut akibat menu MBG ayam tepung yang diduga basi.

d. Keracunan massal di SDN 2 Alaswangi, Pandeglang

Sebanyak 40 siswa di SDN Alaswangi 2, Pandeglang, Jawa Barat juga mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi menu MBG pada 16 Januari 2025 lalu. Bahkan, terdapat seorang siswa yang harus mendapat penanganan medis di Puskesmas.

e. Keracunan massal di SD Katolik Andaluri, Waingapu

Sebanyak 29 siswa SD Katolik Andaluri, Waingapu, Sumba Timur mengalami keracunan usai mengkonsumsi makanan program MBG. Polres Sumba langsung berkoordinasi dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Waingapu untuk memberikan pertolongan pertama kepada siswa yang mengalami keracunan.

Berdasarkan keterangan dari pihak sekolah, sejumlah siswa mengatakan bahwa makanan yang dikonsumsi terasa basi dan tidak enak.

f. Keracunan makanan di SDN 3 Dukuh, Sukoharjo

Peristiwa keracunan makanan MBG pertama yang jadi sorotan terjadi di Sukoharjo. Hal itu dialami oleh 40 siswa SDN 3 Dukuh setelah mengonsumsi MBG pada 16 Januari 2025 lalu. 

Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani menjelaskan, murid-murid mengalami pusing hingga muntah.

Berdasarkan pengelola Satuan Pelaksanaan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Kodim 0726/Sukoharjo, Kunari mengatakan bahwa penyebab keracunan makanan tersebut adalah menu ayam yang kurang matang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jujuk Ernawati
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us