Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menag: Bahasa Agama Kunci Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

(IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan, bahasa agama memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat untuk pembangunan bangsa. Menurutnya, masyarakat Indonesia yang mayoritas religius, lebih mudah diajak berpartisipasi dalam pembangunan apabila menggunakan bahasa yang dekat dengan nilai-nilai agama mereka.

"Tanpa bahasa agama, kita kesulitan untuk meraih partisipasi masyarakat. Masyarakat Indonesia itu religius, jadi kita perlu menggunakan bahasa agama untuk menggugah semangat mereka," kata Nasaruddin dalam dialog bertajuk pokok-pokok pikiran keummatan dan kebangsaan yang digelar Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar di Jakarta, Sabtu (25/3/2025).

Ia menambahkan, meskipun bahasa politik dan demokrasi juga penting, penggunaan bahasa agama bukan berarti meniadakan bahasa-bahasa lain. Sebaliknya, berbagai bahasa harus digunakan agar tujuan-tujuan bangsa bisa tersampaikan dengan lebih luas. 

Nasaruddin juga mengapresiasi langkah Presiden RI Prabowo Subianto, yang menunjukkan keseriusan dalam meraih tujuan pembangunan yang lebih baik dan efisien.

1. Pentingnya kerukunan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan

(IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin mengingatkan, kerukunan antarumat beragama dan antarwarga negara adalah kunci untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia. Ia mengungkapkan, meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam dan budaya, tanpa kerukunan, semua potensi tersebut tidak akan berarti.

“Sehebat apapun kekayaan kita, jika tidak diwujudkan dalam negara yang rukun dan tenteram, itu tidak ada artinya. Kerukunan adalah hal yang paling penting, selain itu kita harus memanfaatkan potensi bangsa dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Nasaruddin menegaskan, perbedaan agama dan budaya harus dipandang sebagai kekuatan, bukan sebagai pemisah. 

"Kerukunan, solidaritas, dan penggalian potensi bangsa harus berjalan beriringan," tuturnya.

2. Jangan pisahkan identitas keagamaan dan kebangsaan

Menag Nasaruddin Umar (dok. BPKH)

Nasaruddin mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak memisahkan antara identitas keagamaan dan kebangsaan. Ia menegaskan, setiap individu harus bisa menjadi 100 persen sesuai dengan agama mereka, tetapi pada saat yang sama juga harus 100 persen menjadi bagian dari Indonesia.

"Seorang Muslim harus 100 persen Muslim dan Indonesia 100 persen. Seorang Katolik harus 100 persen Katolik dan Indonesia 100 persen. Jangan mempertentangkan antara keagamaan dan kebangsaan. Itu sudah dilewati," jelas dia.

Ia menambahkan bahwa dengan semangat kebersamaan dan integrasi yang lebih kuat, bangsa Indonesia akan mampu mencapai tujuan besar, yakni kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat.

3. Kesadaran kolektif

(IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, Ketua Umum IKA UIN Alauddin Makassar, Idrus Marham mengatakan pihaknya berharap ada kesadaran kolektif dari umat Islam memahami realitas sosial.

"Setelah kita memahami realitas sosial yang ada, maka selanjutnya perlu ada kesadaran kolektif mau untuk melakukan perubahan," jelasnya.

Ia menjelaskan, perubahan yang dilakukan harus bersifat sifatnya konseptual dan normatif. Sehingga program bisa diimplementasikan dan menyasar masyarakat luas.

Idrus mengatakan, kegiatan tersebut menjadi momentum untuk berdiskusi sesama alumni dalam rangka membangun komitmen keumatan dan kebangsaan.

"Momentum ini menjadi ajang silaturahim antar alumni serta memperluas komunikasi dan jejaring antara alumni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di dalam penguatan keumatan dan kebangsaan," ujar Idrus.

Ia mengungkapkan, momentum tersebut juga akan didesain mendiskusikan tentang pemetaan potensi alumni di segala ruang-ruang strategis sehingga dimana pun alumni berada tetap merawat dan menjaga marwah almamater.

"Pemetaan potensi alumni, sehingga bisa dipetakan dengan baik serta distribusi alumni dalam ruang-ruang strategis, harapannya alumni UIN Alauddin Makassar dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan umat dan bangsa," imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us