Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Namanya Muncul di Film Dirty Vote, Heru: Terima Kasih

Penjabat (PJ) Heru Budi Hartono meninjau TP3S di Pasar Minggu, Jaksel, Jumat (16/2/2024)

Jakarta, IDN Times - Film dokumenter Dirty Vote karya Dandhy Dwi Laksono beberapa hari belakangan menuai sorotan. Sejumlah nama penjabat (Pj) gubernur turut muncul dan diduga menjadi alat untuk melancarkan tujuan politik tertentu.

Film berdurasi hampir 2 jam ini menduga ada maksud lain dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang melantik beberapa orang terdekatnya menjadi Pj gubernur, termasuk Heru Budi Hartono yang memimpin sementara Jakarta.

Menanggapi namanya muncul di Dirty Vote, Heru mengucapkan terima kasih. Menurutnya hal tersebut bukan menjadi masalah.

"Ya gak apa-apa, terima kasih," ujar Heru di TPS3R, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (16/2/2024).

1. Heru masih jabat sebagai Kasetpres

Film Dirty Vote menunjukan PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi/YouTube Dirty Vote

Dalam video tersebut, dituding Presiden Joko "Jokowi" Widodo memilih Heru sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta untuk mengamankan suara salah satu paslon di Pemilu 2024. Adapun Heru saat ini memang masih menjabat sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), jabatan yang ia emban sejak 2017.

"Penjabat Gubernur Jakarta sebuah wilayah yang sangat penting, bapak Heru Budi Hartono merupakan Kepala Sekretariat Presiden di 2017, orang yang sering dibicarakan akhir-akhir ini," ucap Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari, dalam video Dirty Vote.

Namun dalam quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan capres-cawapres nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar unggul sementara di DKI Jakarta. 

2. Film Dirty Vote muncul di masa tenang

Cuplikan Film Diry Vote yang menunjukkan PJ Gubernur/dok Youtube

Feri Amsari mengungkap alasan film dokumenter Dirty Vote dirilis pada masa tenang pemilu atau tepat pada 11 Februari 2024 pukul 11.00 WIB (11.11).

Feri menyebut, tak ada alasan khusus Dirty Vote dirilis pada hari tenang pemilu. Lagipula, dua pakar hukum tata negara lainnya, Bivitri Susanti dan Zainal Arifin Mochtar yang tampil dalam film tersebut sibuk dengan agenda masing-masing, sehingga membuat penyelesaian proses syuting mepet dengan tanggal masa tenang pemilu.

3. Film Dirty Vote dituding untuk dukung paslon tertentu

Poster film Dirty Vote. (dok. Istimewa)

Feri pun menampik jika film ini dibuat dengan maksud mendukung salah satu pasangan calon peserta Pilpres 2024 dengan momentum 11.11.

"Ada yang bilang ini kenapa terlihat sekali mendukung kubu 01 sehingga launching-nya itu di tanggal 11.11. Ya itu faktornya, karena kami salah-salah, lelet, dan akhirnya tanggal 11.11, harusnya 10 dan itu rancangan salah seorang senior di ICW yang mengatakan dengan kondisi begini kita akan launching trailer 10.10, jangan lupa ada 10.10 nya, lalu launching filmnya 11.11," papar Feri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
Dini Suciatiningrum
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us