Panglima TNI Bakal Kirim Pasukan-Alutsista untuk Bantu Gempa Myanmar

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto menyatakan siap untuk mengirimkan pasukan dan alutsista untuk membantu korban gempa di Myanmar. Total ada 312 personel dari berbagai satuan yang diterjunkan untuk memastikan keberhasilan misi kemanusiaan tersebut.
Berdasarkan laporan dari stasiun berita Al-Jazeera, ada 1.644 orang di Myanmar yang dipastikan tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter pada Jumat (28/3/2025). Sedangkan, data yang diterima oleh Mabes TNI, bantuan kemanusiaan yang dikirimkan oleh Indonesia akan diperuntukan bagi 230 ribu pengungsi.
"Untuk mendukung kelancaran operasi, TNI akan mengerahkan alutsista berupa KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992 (kapal rumah sakit), tiga pesawat C-130 Hercules, helikopter caracal dan helikopter Super Puma," ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigjen TNI Kristomei Sianturi di dalam keterangan tertulis pada Minggu (30/3).
Misi kemanusiaan yang disiapkan, kata Kristomei, mencakup operasi pencarian dan penyelamatan (SAR), evakuasi medis, distribusi logistik kemanusiaan, pendirian pos medis lapangan dan dukungan stabilisasi awal di wilayah terdampak.
1. Panglima TNI minta pasukan dan alutsista dalam keadaan optimal sebelum dikirim

Kristomei mengatakan, Panglima TNI menitipkan pesan kondisi pasukan harus siap siaga. Begitu pula dengan kondisi alutsista harus optimal untuk memastikan keberhasilan operasi kemanusiaan ini.
"TNI memiliki tugas tidak hanya untuk menjaga kedaulatan negara, tetapi juga melaksanakan misi kemanusiaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Saya perintahkan seluruh jajaran terkait untuk memastikan kesiapan pasukan dan alutsista untuk mendukung operasi bantuan kemanusiaan ke Myanmar," tutur Kristomei.
2. Pemberangkatan personel dan alutsista TNI dilakukan bertahap

Kristomei memastikan pengiriman personel dan alutsista TNI akan dilakukan secara bertahap. Pengiriman itu didahului dengan keberangkatan tim advance pada Senin (31/3).
"Panglima TNI telah memerintahkan satuan yang akan terlibat misi kemanusiaan ini untuk mengecek dan menyiapkan personel, peralatan, perlengkapan dan alutsista yang akan digunakan," ujar Kristomei kepada IDN Times melalui pesan pendek pada hari ini.
Ia menambahkan, pemberangkatan gelombang pertama dijadwalkan pada 1 April 2025.
"Yang dikirim adalah tim SAR pada tanggal 1 April 2025 dengan menggunakan C-130 Hercules. Lalu, emergency medical team (EMT) dan bantuan logistik lainnya akan dikirim pada 3 April 2025," katanya.
Keputusan ini, kata Kristomei, diambil usai Jenderal Agus mengikuti rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno secara daring.
3. Belum ada korban WNI dari gempa di Myanmar dan Thailand

Sementara berdasarkan data dari Direktorat Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri menunjukkan sejauh ini belum ada korban asal Indonesia di dua negara itu. Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha mengatakan ada 250 warga Indonesia yang tinggal di Myanmar dan 2.379 warga Indonesia yang berada di Thailand.
"Kemlu telah berkoordinasi dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok. Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand," ujar Judha di dalam keterangan tertulis pada Sabtu (29/3).
Meski begitu, Judha mengimbau kepada semua WNI di Myanmar dan Thailand untuk tetap waspada terhadap gempa susulan. "Segera hubungi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat," katanya.