Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasca-Pengepungan di Surabaya, Banyak Mahasiswa Papua di Jakarta Mudik

IDN Times/Dini Suciatiningrum

Jakarta, IDN Times - Mahasiswa Papua yang menempati asrama di di Jalan Masjid Condet, Batu Ampar, Kramatjati, Jakarta Timur sebagian kembali ke kampung halamannya. Mereka khawatir kondisi keamanan di Jawa pasca-pengepungan mahasiswa di Surabaya beberapa pekan lalu.

Seorang penghuni asrama bernama Junior IB Ulunggy menyebutkan puluhan temannya sudah kembali ke Papua.

1. Mahasiswa Papua di Jakarta berangsur-angsur pulang ke kampung halamannya

IDN Times/Dini Suciatiningrun

Ulunggy menuturkan pasca-penyerangan terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur, pada 18 Agustus lalu, mahasiswa yang tinggal di asrama yang ia tinggali itu terpaksa pulang ke kampung halamannya.

"Jumlah mahasiswa yang tinggal sini sekitar 50 orang, saat ini separuh orang sudah pulang ke Papua," ucap mahasiswa 24 tahun itu.

2. Orangtua khawatir kondisi keamanan di Jakarta

IDN Times/Dini Suciatiningrum

Mahasiswa jurusan Ekonomi Universitas Kristen Indonesia ( UKI) ini menuturkan kepulangan teman-temannya ke Papua lantaran melihat kondisi di Surabaya yang menurutnya tidak kondusif beberapa waktu lalu.

"Orangtua mereka menelepon, minta mereka pulang ke Papua karena khawatir," ucap Ulunggy.

Ulunggy tidak mengetahui pasti, apakah teman-temannya akan kembali ke Jakarta atau menetap di kampung halaman mereka.

3. Mahasiswa memilih bertahan di Jakarta karena harga tiket pesawat mahal

IDN Times/Dini Suciatiningrum

Ulunggy bersama puluhan mahasiswa asal Papua lainnya memilih bertahan di asrama lantaran tak ada ongkos pulang ke kampung halamannya. Harga tiket pesawat yang mahal menjadi alasan utama di tetap tinggal di Jakarta.

"Tiket satu kali terbang membutuhkan biaya Rp5 juta," ucap dia.

4. Demonstrasi di Jayapura berujung anarkis

IDN Times/Lia Hutasoit

Demonstrasi susulan untuk menolak rasialisme di kawasan Expo, Waena, Jayapura, pada Kamis (29/8) berujung anarkis. Aparat keamanan seakan tak punya jalan keluar lain, selain menembakkan gas air mata untuk meredam amukan massa.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya mengerahkan personel gabungan dari Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Mako Brimob.

"Jumlah total saat ini, TNI/Polri 2500 personel. Itu hanya (di) Jayapura saja," kata Dedi di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (30/8) malam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us