Atasi Pengangguran, Pemprov DKI Jemput Bola Ajak Warga Ikut Pelatihan

- Program MTU bertujuan memperluas akses pelatihan keterampilan yang lebih dekat dengan masyarakat, fleksibel, dan tepat sasaran.
- Program MTU mencakup berbagai kejuruan seperti teknik pendingin, barista, tata boga, hingga komputer. Peserta juga akan mendapatkan sertifikat keahlian.
- Pendaftaran pelatihan MTU dapat diajukan melalui surat dari RT/RW, karang taruna, lurah, atau camat. Pelatihan berlangsung selama 20 hari.
Jakarta, IDN Times - In this economy, untuk mendapatkan pekerjaan memang bukan perkara mudah. Nah, buat kamu warga Jakarta yang lagi cari kerja atau ingin mulai usaha, sekarang ada solusi gratis dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Lewat program Mobile Training Unit (MTU), kamu bisa ikut pelatihan kerja langsung di lingkungan tempat tinggalmu, tanpa dipungut biaya sepeser pun, 100 persen free!
Program MTU ini digelar oleh Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI Jakarta sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan keterampilan kerja warga. Program ini sudah diresmikan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno dalam Apel Peluncuran MTU di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (22/4).
“Peserta apel hari ini dihadiri oleh angkatan kedua pelatihan yang terdiri dari 260 peserta, 45 instruktur pelatihan MTU, serta akan ada demonstrasi langsung Program Pelatihan MTU dan 50 unit mobil MTU,” ujar Wagub Rano dalam sambutannya.
1. Solusi untuk pengangguran usia produktif

Lebih jauh, Wagub Rano menjelaskan bahwa program MTU bertujuan memperluas akses pelatihan keterampilan yang lebih dekat dengan masyarakat, fleksibel, dan tepat sasaran.
Menurutnya, Jakarta saat ini masih dihadapkan pada tantangan besar, yaitu tingginya tingkat pengangguran, khususnya di kalangan usia produktif. “Karena itu, program MTU dirancang dengan pendekatan jemput bola agar lebih efisien,” jelasnya.
Ia pun berharap, pelatihan ini bisa membuka kesempatan bagi para peserta untuk mengasah keterampilan sekaligus memperluas wawasan sebagai bekal menciptakan peluang kerja dan usaha mandiri.
“Saya mengajak para camat dan lurah di seluruh wilayah Jakarta untuk berperan aktif dalam program ini. Lakukan pemetaan potensi serta kebutuhan keterampilan masyarakat di wilayah masing-masing. Fokus utama diarahkan pada kelompok usia produktif, pekerja rentan, dan warga yang berminat untuk berwirausaha,” tambahnya.
2. Bisa belajar tata boga sampai desain grafis

Program MTU terus berjalan hingga Angkatan IV pada Juli 2025. Setiap angkatan diikuti oleh sekitar 260 peserta dan mencakup berbagai kejuruan, seperti teknik pendingin, barista, tata boga, hingga komputer.
Pada Angkatan IV, pelatihan juga dilakukan secara khusus di Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jakarta Barat, dengan peserta berasal dari klien Bapas. Pelatihan ini berlangsung selama 20 hari kerja dan merupakan kolaborasi antara Dinas Nakertransgi DKI Jakarta dan Bapas Jakbar.
Program ini menjadi bagian dari 100 hari prioritas Pramono-Rano, dan terus dikembangkan dengan pendekatan jemput bola agar menjangkau lebih banyak warga di lima wilayah kota.
Selain itu, peserta pelatihan MTU juga akan mendapatkan sertifikat keahlian yang bisa digunakan untuk melamar pekerjaan. Saat meninjau pelaksanaan program MTU di Rusunawa K.S. Tubun, Jakarta Pusat, pada Jumat (2/5), Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melihat langsung antusiasme peserta yang sangat besar.
“Ini memang betul-betul program yang dibutuhkan di lapangan. Kenapa ini menjadi salah satu prioritas kami dalam 100 hari pertama, supaya ini bisa memberikan manfaat bagi warga yang selama ini belum beruntung dan belum bekerja,” katanya.
3. Lokasi pelatihan yang dekat dari rumah

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Nakertransgi) Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho menjelaskan bagi yang ingin mendaftar pelatihan MTU, permohonan dapat diajukan melalui surat dari RT/RW, karang taruna, lurah, atau camat yang ditujukan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Energi Provinsi DKI Jakarta.
Setelah surat diterima, pihaknya akan melakukan pengecekan lokasi dan melakukan asesmen kebutuhan pelatihan di wilayah tersebut. Pelatihan berlangsung selama 20 hari dan peserta akan menerima sertifikat sebagai modal untuk bekerja atau berwirausaha.
"Nanti kita buat sertifikat itu bisa untuk menjadi modal untuk bekerja ataupun wirausaha," tandas Hari.
Salah seorang warga Kelurahan Grogol Selatan, Yogi Ahmad Faris (25) mengaku sangat bersemangat mengikuti pelatihan kerja MTU Angkatan I Tahun 2025 yang diadakan Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Selatan.
"Pelatihan ini memang sudah saya tunggu-tunggu. Semoga saya bisa menyerap ilmunya dengan baik agar nantinya dapat menjadi bekal saya untuk melamar pekerjaan, terutama di bidang komputer," ujarnya, Senin (28/4). (WEB)