Penistaan Agama Pendeta Gilbert, Polisi Akan Periksa Farhat Abbas

Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya terus mendalami kasus dugaan penistaan agama oleh Pendeta Gilbert Lumoindong, usai dilaporkan Farhat Abbas buntut ceramahnya yang menyinggung salat dan zakat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan, pihaknya segera memeriksa sejumlah saksi untuk diklarifikasi demi mendalami kasus tersebut.
"Masih dalam tahap penyelidikan untuk klarifikasi saksi-saksi, pengumpulan bukti dan petunjuk," ujarnya, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).
Ade mengatakan, pekan ini pihaknya telah menjadwalkan pemeriksaan sejumlah saksi dan Farhat Abbas selaku pelapor. Namun, Ade belum memberi keterangan lebih detail kapan waktu pemeriksaan tersebut akan dilakukan.
"Minggu ini pemeriksaan pelapor (Farhat Abbas)," ujarnya.
1. Polisi belum jadwalkan pemeriksaan pendeta Gilbert

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra mengatakan, pihaknya belum menjadwalkan pemeriksaan pendeta Gilbert.
"Kalau pendeta Gilbert nanti kita masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi dulu, maupun alat bukti yang lain," ujarnya.
"Setelah rangkaian itu, baru kita mungkin mengarah ke sana (pemeriksaan Pendeta Gilbert). Tapi harus kita lengkapi dulu,” imbuh dia.
2. Gilbert belum tahu terkait pelaporan dirinya

Saat dikonfirmasi terpisah, Gilbert mengaku belum mengetahui laporan tersebut. Ia hanya meminta maaf atas pernyataan yang sebelumnya sempat beredar dan disorot di media sosial.
"Sekali lagi kami menyatakan maaf kami, kepada umat yang terlukai dan tersakiti, Insya Allah ke depannya lebih baik," ujar dia.
3. Tak bermaksud hina umat Muslim

Gilbert juga telah mengakui bahwa dirinya tidak memiliki maksud untuk menghina ritual keagamaan yang berlaku dalam agama Islam. Terlebih, dia mengaku dibesarkan di lingkungan agama Islam.
Video viral itu merupakan penggalan dari ceramahnya saat menyampaikan pidato untuk saling mengasihi. Dia kemudian mengajak jemaatnya supaya mau belajar dari umat Muslim yang beribadah dengan menunaikan salat lima waktu. Sementara umat Kristiani hanya beribadah satu seminggu sekali di gereja.
“Saya bilang bahwa ibadah orang Muslim cukup setengah mati, kenapa setengah mati? Karena berat sehari lima kali, kita orang Kristen seminggu sekali, seminggu sekalinya juga duduknya santai-santai, kalau ini (salat) ada gayanya dan gerakannya yang tidak boleh salah,” ucapnya.