Pesan Prabowo di Hari Nyepi 2025: Damai Bagi Umat Hindu

- Umat Hindu rayakan Hari Raya Nyepi 2025
- Hari Raya Nyepi dikenal sebagai hari hening dan perenungan diri
- Hari Raya Nyepi dijalani dengan hening, tanpa aktivitas, cahaya, atau kebisingan
Jakarta, IDN Times - Umat Hindu hari ini (29/3/2025) merayakan Hari Raya Nyepi 2025. Presiden Prabowo Subianto berharap, umat Hindu bisa mendapat keberkahan dan kedamaian.
"Selamat Hari Raya Nyepi 2025. Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan keberkahan, kedamaian, dan keselamatan bagi seluruh umat Hindu di Indonesia yang merayakan. Salam Rahayu, Rahajeng Nyepi!" ujar Prabowo dilansir dari akun Instagram @prabowo, Sabtu (29/3/2025).
1. Apa itu Hari Raya Nyepi?

Hari Raya Nyepi sering dikenal sebagai hari hening dan perenungan diri. Pada Hari Raya ini, hampir seluruh aktivitas di Bali berhenti selama 24 jam.
Hari Raya Nyepi adalah hari suci dalam agama Hindu, khususnya bagi penganut Hindu di Bali. Perayaan ini menandai Tahun Baru Saka, yang dihitung berdasarkan kalender Saka, sistem penanggalan yang berasal dari India.
Berbeda dengan perayaan tahun baru pada umumnya yang penuh dengan pesta, Hari Raya Nyepi justru dijalani dengan hening, tanpa aktivitas, cahaya, atau kebisingan. Hal ini bertujuan untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual serta memulai tahun yang baru dengan kesucian.
2. Makna Hari Raya Nyepi dalam Agama Hindu

Hari Raya Nyepi memiliki makna yang sangat mendalam sebagai waktu untuk merenung dan membersihkan diri secara spiritual. Nyepi juga dianggap sebagai waktu untuk menyeimbangkan kehidupan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, alam, maupun sesama manusia.
Umat Hindu menjalankan ritual Catur Brata Penyepian, yang terdiri dari empat pantangan utama, yaitu: Amati Geni (tidak menyalakan api atau lampu), Amati Karya (tidak bekerja atau melakukan aktivitas fisik), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).
3. Tradisi nyepi di Bali

Hari Raya Nyepi tidak hanya berlangsung dalam satu hari, tetapi didahului dan diikuti oleh berbagai ritual keagamaan yang kaya makna. Beberapa hari sebelum Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Melasti, yaitu ritual penyucian diri dengan air suci yang biasanya dilakukan di laut, sungai, atau sumber mata air.
Kemudian, sehari sebelum Nyepi, dilakukan upacara Tawur Kesanga, yang bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat dan mengembalikan keseimbangan alam. Puncak dari upacara ini adalah pawai Ogoh-Ogoh, patung raksasa yang menggambarkan roh jahat dan kemudian dibakar sebagai simbol pemusnahan sifat negatif.