Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PKS DKI: Nama Sohibul Iman Bisa Berubah, Tergantung Lobi Politik

Sekretaris DPW Partai Keadilan Sejahtera Jakarta, Abdul Aziz ketika silaturahmi ke kediaman Anies Baswedan. (www.instagram.com/@abdulaziz.pks)
Intinya sih...
  • DPW PKS DKI Jakarta menyatakan penunjukan Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur belum final.
  • PKS harus berkoalisi dengan partai lain meski menjadi pemenang Pemilu 2024 di Jakarta.
  • Ketua Umum Partai NasDem yakin PKS tidak akan mendukung Sohibul Iman untuk jadi cagub di Pilkada Jakarta.

Jakarta, IDN Times - Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta, Abdul Aziz mengatakan, keputusan memajukan Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jakarta belum final.

Abdul menyebut, nama bakal calon gubernur yang akan diusung PKS bisa berubah di tengah jalan, tergantung lobi partai politik lain. Apalagi, pendaftaran Pilkada Jakarta masih tersisa dua bulan.

“Perkembangan politik masih dinamis masih ada waktu dua bulan sebelum pendaftaran semuanya masih bisa berubah tergantung lobi-lobi politik dengan kawan koalisi,” ujar Aziz kepada IDN Times saat dihubungi, Selasa (25/6/2024).

1. PKS harus berkoalisi meski jadi partai pemenang Pemilu 2024

Sekretaris DPW Partai Keadilan Sejahtera Jakarta, Abdul Aziz ketika silaturahmi ke kediaman Anies Baswedan. (www.instagram.com/@abdulaziz.pks)

Aziz menegaskan, PKS juga tahu diri. Nama Sohibul Iman bukan harga mati. Toh, PKS memang harus berkoalisi dengan partai lain meski jadi partai pemenang Pemilu 2024 di Jakarta.

Aziz mengatakan, keputusan di internal partai saat ini memang telah diputuskan. PKS telah menugaskan Sohibul Iman untuk maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Meski begitu, PKS tetap akan melihat berbagai hasil survei terkait cagub dan cawagub untuk Pilkada Jakarta 2024. PKS juga membuka peluang mengusung calon lain jika elektabilitas Sohibul dinilai kurang bagus.

Menurut Aziz, skenario seperti ini juga pernah terjadi pada Pilkada Jakarta 2017. Saat itu, PKS menugaskan kadernya, Mardani Ali Sera, maju di Pilkada Jakarta 2024. Namun, di tengah jalan, PKS mengusung Anies Baswedan.

“Kita harus koalisi dan melakukan survei-survei baru ditetapkan cagub dan cawagub kemudian kita daftarkan,” ujarnya.

“Kalau di survei tidak mendukung masih mungkin diganti paslon seperti tahun 2017 saat pak Mardani Ali Sera sudah dapat lampu hijau dari PKS ternyata ditarik digantikan Pak Anies,” kata dia.

2. Surya Paloh menilai nama Sohibul Iman masih bisa berubah

Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh ungkap isi pertemuan bareng Presiden Jokowi. (IDN Times/Amir Faisol)

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh turut menanggapi sikap PKS menunjuk Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Surya Paloh tak masalah dengan penunjukan itu.

Menurut dia, proses Pilkada 2024 termasuk di Jakarta masih sangat dinamis, sehingga masih ada kemungkinan nama-nama itu berubah mendekati pendaftaran.

"Ya sudah, kan bisa saja terjadi barangkali perubahan-perubahan," kata Paloh.

"Ya mungkin hari ini barangkali Pak Sohibul, besok beda lagi kan," ujarnya.

3. Anies diyakini masih bisa bersama PKS di Pilkada Jakarta 2024

Mantan juru bicara di Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena. (IDN Times/Amir Faisol)

Sementara itu, juru bicara Anies, Billy David Nerotumilena mengatakan, pihaknya masih optimistis Anies Baswedan dan PKS masih bisa bersama di Pilkada Jakarta 2024.

“Kami tetap optimistis akan bisa bersama-sama. Karena masih dua bulan tersisa dan situasinya masih cair, sehingga semua opsi masih tetap terbuka," ujar Billy.

Keyakinan itu diperkuat dengan pernyataan dari Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Ia yakin PKS tidak jadi mendukung Sohibul Iman untuk jadi cagub di Pilkada Jakarta. 

“Itu kan sebenarnya sinyal juga yang kami tangkap ke NasDem. NasDem sendiri kan sudah short listedke tiga orang. Kami berharap juga agar NasDem bisa kongkrit (membulatkan) dukungan ke Pak Anies," imbuhnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us