Prabowo Soroti MBG, Dari Menu Telur Orak-Arik sampai Kasus Keracunan

- Menu MBG menjadi sorotan publik dan Presiden Prabowo Subianto
- Permasalahan menu, termasuk telur orak-arik dan daging
Jakarta, IDN Times - Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan. Sejumlah masalah seperti menu hingga anak-anak yang keracunan tak hanya menjadi sorotan publik tapi juga perhatian Presiden Prabowo Subianto.
Beragam menu yang disajikan dalam MBG dinilai belum memenuhi gizi sepenuhnya. Salah satunya menu seperti telur orak-arik yang tidak memenuhi satu anak mendapat satu telur.
Pada Sabtu, 6 September 2025, Presiden Prabowo Subianto mengundang sejumlah pemimpin redaksi media, termasuk Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, untuk melihat presentasi tentang program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Hambalang, Bogor.
Dalam pertemuan yang berlangsung tiga jam tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, dihadapan Prabowo dan para pemred menjelaskan tentang keberlangsungan program MBG. Tanya jawab dari para pemred juga dilakukan.
1. Permasalahkan menu MBG

Salah satu yang disampaikan para pemred tentang pelaksanaan MBG adalah soal menu. Menu MBG yang selama ini tersebar dan menjadi pemberitaan media terbilang miris. Misalnya menu telur orak-arik yang prosesnya, telur dicampur dengan tepung dan sayur.
Padahal, Presiden Prabowo pernah mengatakan, "Saya ingin semua anak Indonesia bisa konsumsi telur minimal satu butir per hari," demikian yang Prabowo sampaikan tentang menu MBG.
Selain itu, menu daging dalam MBG juga jadi sorotan. Selama ini, anak-anak di Indonesia dinilai jarang mengonsumsi daging dan baru banyak mengonsumsinya saat kurban.
Pemred IDN Times, Uni Lubis, dalam pertemuan itu sempat bertanya, "Dalam sebulan, berapa kali anak-anak mendapatkan menu daging?" tanya Uni.
Kepala BGN, Dadan Hindayana menjawab, menu daging tersebut diberikan tiga kali dalam sebulan.
Saat itu, Presiden Prabowo pun langsung memerintahkan agar frekuensi menu daging ditambah. Prabowo meminta BGN untuk menyediakan menu daging setiap minggu.
"Saya tanya, daging lebih mahal, sedangkan kebanyakan menunya telur. Harusnya telur lebih murah," kata Uni.
Merespons hal itu, Dadan pun mengakui adanya subsidi silang. Saat itu Dadan mengatakan, harga paket MBG per menu adalah Rp6.500 per pack untuk menu telur, Rp8.500 per pack untuk menu ayam, dan Rp10.500 per pack untuk menu daging.
Dalam pertemuan itu, Presiden Prabowo kemudian memerintahkan agar menu telur dalam MBG tidak boleh dicampur. Satu anak yang menerima MBG, wajib mendapatkan satu telur.
2. Masalah keracunan MBG

Dalam pertemuan tersebut juga disinggung soal kasus keracunan MBG. Dadan mengatakan, kasus keracunan MBG mencapai 3.000 orang.
Kemudian, untuk mencegah terjadinya keracunan, kata Dadan, pihaknya akan mendatangkan mesin pencuci piring yang menggunakan air panas atau mesin pencuci untuk wadah yang digunakan sebagai MBG.
Presiden Prabowo kemudian memerintahkan Kepala BGN agar standar operasional prosedur (SOP) di semua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diseragamkan, yaitu semua ompreng tempat makan SPPG harus dicuci menggunakan air panas. Hal itu dilakukan untuk mencegah keracunan kembali terjadi.
3. Rekrutmen SPPG
Di depan Presiden Prabowo, Dadan mengatakan, apabila orang-orang yang mendaftar SPPG dan diterima, tetapi dalam dua minggu tak ada aktivitas, maka harus langsung di-take out.
Sebab, yang terjadi saat ini banyak SPPG yang belum penuh, tetapi sudah diblok oleh orang-orang dari pihak dalam untuk mereka sendiri.