Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pramono-Rano Unggul di TPS Dharma Pongrekun

Pramono Anung dan Rano Karno (dok.Tim Pramono-Rano)

Jakarta, IDN Times - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, nomor urut 03 Pramono Anung-Rano Karno unggul di TPS 31 Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

TPS 31 merupakan lokasi pencoblosan bagi Cagub DKI Jakarta nomor urut 02, Dharma Pongrekun yang telah menggunakan hak pilihnya pada hari ini, Rabu (27/11/2024).

Terdapat 592 daftar pemilih tetap (DPT) di TPS ini. Perolehan suara Pramono-Rano unggul jauh dari dua paslon pesaingnya termasuk Ridwan Kamil-Suswono.

Mas Pram dan Bang Doel mendapatkan 179 suara. Ridwan Kamil-Suswono berada di posisi kedua dengan perolehan 104 suara.

Sementara itu, pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana menempati posisi buncit di TPS 31 dengan 40 suara. Selain itu, terdapat 22 suara tidak sah karena para pemilihnya mencoblos tiga paslon.

Sebelumnya, Dharma Pongrekun meminta paslon yang kalah dalam Pilkada Jakarta 2024 untuk legawa. Ia juga mengimbau seluruh warga Jakarta untuk menerima apapun hasil dalam Pilkada Jakarta tahun ini.

"Kepada seluruh warga Jakarta, apapun hasilnya yang diumumkan nanti, biarkanlah Tuhan yang menentukannya. Tidak perlu kecewa bagi yang tidak masuk putaran berikutnya, termasuk kami," kata Dharma usai mencoblos di TPS 31.

Menurut Dharma, pemenang Pilkada Jakarta 2024 sudah ditentukan oleh Tuhan. Ia menyebut pihak yang kecewa dengan hasil Pilkada Jakarta sama saja menentang takdir Tuhan.

"Kan tadi saya sampaikan, siapapun ya, mau dia kalah dalam satu putaran atau apa, serahkanlah hasilnya kepada Tuhan dan belajarlah ikhlas. Kalau kita kecewa berarti kita menentang putusan Tuhan," ujar dia.

"Ikhlas itu maksudnya gitu. Jadi apapun yang terjadi dalam hidup kita sebenarnya sudah ada dalam rancangan Tuhan. Tinggal kita mau mengikuti rencangan Tuhan atau kita mencari jalan sendiri," imbuh dia.

Ia pun tidak ingin hasil Pilkada Jakarta 2024 memecah belah masyarakat apalagi jika sampai memutus tali silaturahmi.

"Buat apa ribut-ribut? Setelah ribut-ribut mereka bersatu kembali. Rakyat ditinggalkan. Rakyat saling musuhan di antara keluarga bahkan. Terus mereka bergandengan tangan, berpeluk-pelukan tertawa di belakang layar. Dan akhirnya mereka jalan-jalan bareng-bareng ke luar negeri ya," ucap Dharma.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irfan Fathurohman
EditorIrfan Fathurohman
Follow Us