Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prioritaskan Pejalan Kaki, Pemprov DKI Jakarta Kembangkan TOD

Pembangunan pedestrian dilakukan untuk mempercantik kawasan Waduk Rawa Badak. (Dok. KOMINFOTIK JU).

Jakarta, IDN Times - Pemprov DKI Jakarta akan memprioritaskan para pejalan kaki dan kendaraan ramah lingkungan dalam pengembangan transportasi.

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rudy Saptari, mengatakan, hal tersebut dilakukan karena dalam 5 tahun terakhir Pemprov DKI melakukan perubahan paradigma transportasi dari semula car oriented development menjadi transit oriented development (TOD).

"Dulu dimanjakan dengan kebijakan-kebijakan untuk kepentingan pribadi, tapi dalam perubahan paradigma ini, kami lebih prioritaskan pada pejalan kaki dan kendaraan ramah lingkungan," kata Rudy, dikutip Senin (5/12/2022).

1. Kawasan terlayani dan jaringan terintegrasi

Halte CSW (Dok. Istimewa)

Rudy mengatakan perubahan paradigma itu dilakukan salah satunya dengan perubahan dari pembangunan berbasis koridor menjadi berbasis kawasan.

"Jadi bagaimana kita membangun kawasan-kawasan komplek yang melayani sekitar kawasan tersebut," kata dia.

Kemudian, pembangunan jaringan transportasi yang dilakukan juga diintegrasikan sehingga sistem moda yang ada tidak berdiri sendiri.

"Contohnya di CSW. Ada MRT, TransJakarta koridor 1 dan 13. Sebelumnya ini jalan masing-masing. Adanya simpang CSW kita bisa lihat sistem integrasi transportasi," ujar Rudy.

2. Tak kedepankan pengguna kendaraan pribadi

ilustrasi para pejalan kaki (pexels.com/Kaique Rocha)

Melalui pengembangan TOD, pihaknya juga ingin agar para pejalan kaki dikedepankan dibanding pengguna kendaraan pribadi.

"Secara garis besar, kebijakan transportasi kami prioritaskan pejalan kaki dan angkutan umum, kendaraan ramah lingkungan dan pribadi," kata dia.

Namun, untuk kendaraan pribadi nantinya akan bersifat disinsentif, yakni dengan pengaturan-pengaturan khusus. "Misalnya tarif parkir tinggi di kawasan-kawasan tertentu," kata dia.

3. Mengembangkan TOD butuh waktu lebih dari 10 tahun

Penumpang MRT Jakarta (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mewujudkan kawasan TOD di Jakarta. Rudy mengatakan, meskipun kini paradigma berubah menjadi TOD tetapi diakuinya dalam mewujudkan kawasan itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

Apalagi, pengembangan TOD dinilainya sangat menentujak efektivitas layanan angkutan umum.

"Dalam proses pengembangan TOD, tidak bisa instan. Untuk jangka pendek 0-3 tahun, jangka menengah 5-10 tahun, jangka panjang lebih dari 10 tahun," kata Rudy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us