Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Respons Istana soal Gerakan Antisirene: Presiden Beri Contoh Ikut Macet

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Mensesneg buat edaran agar pejabat tertib berlalu lintas
  • Mensesneg akui butuh patwal untuk efektivitas waktu
  • Warga dukung gerakan antisirene dengan memasang stiker di kendaraan pribadi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Istana buka suara terkait munculnya gerakan penolakan bunyi sirene yang diberi nama "Stop Sirene dan Strobo" atau "Stop Tot Tot Wuk Wuk di Jalan".

Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengatakan Presiden Prabowo Subianto juga sudah memberikan contoh untuk tertib berlalu lintas.

"Sebagaimana saudara-saudara perhatikan bahwa Bapak Presiden memberikan contoh bahwa beliau sendiri, di dalam mendapatkan pengawalan di dalam berlalu lintas, itu juga sering ikut bermacet-macet, kalau pun lampu merah juga berhenti, ketika tidak ada sesuatu yang sangat terburu-buru mencapai tempat tertentu. Semangatnya, semangatnya itu," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (19/9/2025).

1. Mensesneg buat edaran agar pejabat tertib berlalu lintas

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Prasetyo mengaku sudah membuat surat edaran agar pejabat tertib dalam menggunakan fasilitas patroli dan pengawalan (patwal). Menurutnya, penggunaan sirene dan strobo bagi pejabat sudah ada aturannya.

"Kementerian Sekretariat Negara dulu juga sudah pernah membuat surat edaran kepada seluruh jajaran pejabat negara, yang menggunakan fasilitas-fasilitas pengawalan bahwa memang ada undang-undang yang mengatur itu, tetapi lebih dari pada itu, yang kalau pun kemudian fasilitas itu dipergunakan," kata dia.

2. Mensesneg akui butuh patwal

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Prasetyo mengaku membutuhkan patwal. Salah satunya, agar perjalanan lebih efektif. "Karena memang ada beberapa yang kemudian memang membutuhkan fasilitas tersebut hanya untuk efektivitas waktu."

"Tapi sekali lagi yang bisa kita lakukan, yang telah terus-menerus kita, kita imbau bahwa fasilitas-fasilitas tersebut, jangan digunakan untuk sesuatu yang melampaui batas-batas wajar, dan tetap kita harus memperhatikan dan menghormati pengguna jasa yang lain," sambungnya.

3. Warga dukung antisirene

Gerakan antistrobo
pinterest.com/Strobo

Tak hanya di media sosial, perlawanan ini diwujudkan melalui cara memasang stiker di kendaraan pribadi.

"Hidupmu dari pajak kami Stop Tot Tot Wuk Wuk," tulis salah satu stiker yang diunggah di media sosial.

Sontak unggahan tersebut menuai beragam reaksi dari warganet, yang sebagian besar mendukung gerakan tersebut.

"Lucunya jalanan di kota saya jam 9 malem itu sering lenggang bahkan sepi. Gitu kok ya masih aja mainan totot, totot. Mana klo berpapasan itu silaunya minta ampun," tulis salah satu warganet.

"Suka banget totot totot dijalan, kalau emang buru" berangkat dari subuh aja. Kek jalan milik lo sendiri aja," imbuh warganet lain.

"Gak akan gw kasih jalan kecuali ambulan dan damkar!!!," kata warganet lain.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

DPR Dorong Impor BBM SPBU Swasta Dibuka: Pertamina Jangan Khawatir

19 Sep 2025, 18:56 WIBNews