Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Respons Pimpinan DPRD soal Stiker Heru di Halte Transjakarta

Halte TransJakarta yang dipenuhi gambar Plt. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. (twitter.com/canicallubae_)

Jakarta, IDN Times - Pimpinan DPRD DKI Jakarta merasa heran dengan pihak yang nyinyir terhadap spanduk dan stiker ajakan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, soal Pemilu 2024.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani, beranggapan tensi politik memang cukup tinggi saat memasuki masa kampanye seperti sekarang, sehingga tindak tunduk kepala daerah selalu dikritisi meski bertujuan baik.

“Memang serba sulit ya di masa kampanye saat ini semua jadi serba sensitif, belum lagi tingkat kepo (knowing every particular object/serba ingin tahu) dan baper (bawa perasaan) sangat tinggi,” kata Rani, dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/1/2024).

1. Stiker Heru di halte hal yang lumrah

Pj. Gubernur Heru Budi Hartono dalam acara Groundbreaking Pembangunan LRT Fase 1B. (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Menurut Rani bila dilihat dari substansi spanduk dan stiker Heru, menurutnya, dia ingin mengajak warga Jakarta agar menggunakan hak pilihnya dengan baik. Seruan itu, kata dia, merupakan hal lumrah yang biasa dilakoni pemimpin daerah.

“Kan beliau saat ini pimpinan wilayah jadi seruan tersebut kalau kami lihat biasa saja seperti halnya imbauan, agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan dengan memegang teguh perdamaian,” ucapnya.

2. Heru bukan peserta Pemilu 2024

Bendera partai politik peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Rani mengingatkan, saat ini Heru bukanlah peserta Pemilu 2024, seperti caleg maupun capres-cawapres. Dia menegaskan, selain sebagai Kasetpres RI, Heru juga mengemban amanah sebagai Penjabat (Pj) Kepala Daerah, sehingga memiliki tugas tambahan untuk mengelola pemerintahan dan menjaga Jakarta.

“Pak Heru bukan caleg atau capres-cawapres, dan kalau pun dikaitkan ke Pilkada, itu nanti ya masih kejauhan pula. Jadi mungkin kita memang harus bisa lebih bijak saja dalam menyikapinya,” ungkap dia.

3. Publik melihat subjek curigai sebagai pendukung salah satu atau kedekatan

Heru Budi Hartono (ANTARA FOTO/Nabila Anisya Charisty/Egan Suryahartaji/Dudy Yanuwardhana/Edwar Mukti Laksana)

Rani menyadari, berbagai media komunikasi seperti spanduk, stiker, baliho memang identik dengan kampanye, karena masuk sebagai alat peraga kampanye (APK). Tapi dia meminta masyarakat untuk melihat objek yang ada di media tersebut, apakah yang bersangkutan peserta pemilu atau bukan.

“Di sini bila kita lihat pada objeknya apakah beliau salah satu peserta kontestan pemilu atau bagaimana? Hal ini mungkin menjadi sensitif karena kebetulan subjeknya mungkin dicurigai sebagai pendukung salah satu, atau karena isu kedekatan beliau dengan siapa, padahal bila fotonya beliau diganti dengan yang lain seperti super hero, kan biasa saja juga melihatnya,” jelas dia.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dini Suciatiningrum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us