Revitalisasi 155 SLB, Kemendikdasmen Libatkan 21 PTN

- 21 PTN akan dampingi SLB di seluruh tahapan revitalisasi
- Dokumen teknis disusun oleh tim ahli berdasarkan kebutuhan sekolah
Jakarta, IDN Times – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggandeng 21 perguruan tinggi negeri (PTN) untuk memastikan akuntabilitas, ketepatan waktu, serta kualitas pelaksanaan program revitalisasi sekolah luar biasa (SLB) tetap terjaga.
Sebagai langkah awal, Direktur Kemendikdasmen Saryadi, dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Minggu (22/5/2025) yang dikutip dari ANTARA, menyampaikan, pihaknya telah menandatangani kesepakatan bersama dengan 21 PTN yang terlibat, terdiri atas universitas dan politeknik negeri.
1. Sebanyak 21 PTN akan dampingi SLB di seluruh tahapan revitalisasi

Saryadi menjelaskan, 21 PTN tersebut akan mendampingi SLB penerima bantuan sepanjang proses revitalisasi yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan kegiatan revitalisasi.
“Kolaborasi antara PTN dan satuan pendidikan SLB penting karena dalam implementasinya. Program revitalisasi SLB ini membutuhkan pendampingan dari expertise dari perguruan tinggi yang mengerti aspek teknis bangunan,” ujar dia.
Menurut dia, pendampingan dari para ahli di universitas maupun politeknik akan mampu memastikan program revitalisasi SLB dapat berjalan sesuai standar kualitas bangunan dan manajemen waktu yang telah dirancang.
2. Dokumen teknis disusun oleh tim ahli berdasarkan kebutuhan sekolah

Selain itu, program revitalisasi SLB merupakan salah satu program prioritas Kemendikdasmen sekaligus termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto. Oleh karena itu, dampak dan manfaat dari program ini sangat dinantikan oleh masyarakat, khususnya peserta didik SLB.
“Dengan pendampingan pada ahli dari kampus ini diharapkan program ini bisa cepat selesai sehingga anak-anak kita yang berkebutuhan khusus bisa segera dapat merasakan manfaat dari program ini. Mereka bisa belajar dengan sarana dan prasarana yang nyaman dan aman sekaligus untuk mitigasi kesalahan dalam penggunaan anggaran yang bisa menyebabkan kerugian negara,” kata Saryadi.
Nantinya, ujar dia, setiap universitas atau politeknik akan melaksanakan pendampingan program revitalisasi berbasis pendekatan wilayah. Tim ahli dari perguruan tinggi akan bertugas menyusun dokumen teknis revitalisasi yang sesuai dengan kebutuhan nyata di sekolah, guna mendukung peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif. Selain itu, mereka juga akan memberikan pendampingan teknis dan administratif kepada SLB penerima bantuan.
3. Kerja sama ini sebagai contoh nyata pendidikan inklusif

Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Politeknik Negeri Medan (Pomed), Idham Kamil, menyambut baik dan memberikan apresiasi atas terjalinnya kerja sama tersebut.
Menurut Idham, melalui pendekatan yang berbasis data dan keahlian vokasi, kolaborasi ini akan memberikan dampak nyata dan berkelanjutan, juga menjadi contoh kolaborasi antar lembaga dalam mendorong terwujudnya pendidikan inklusif dan berkeadilan di Indonesia.
“Kami akan memastikan setiap langkah yang dilakukan berdampak langsung pada peningkatan mutu layanan pendidikan di satuan pendidikan SLB, baik dari sisi infrastruktur, pembelajaran, maupun manajemen kelembagaan,” ujar Idham.
Adapun program revitalisasi SLB ini akan menjangkau 155 SLB di seluruh Indonesia, dengan fokus pada pembangunan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK).
Termasuk didalamnya pembangunan pembelajaran khusus, seperti ruang bina wicara, yang akan dilengkapi dengan peralatan penunjang terapi wicana. Program ini dilaksanakan secara swakelola, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.