Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Risma Gali Potensi Penyandang Disabilitas agar Mandiri dan Tak Dibully

Puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Bali. (dok. Kemensos)

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Tri Rismaharini akan menggali potensi anak penyandang disabilitas agar lebih mandiri dan tidak jadi korban bully atau perundungan.

"Itu yang Kemensos sedang godok potensinya di mana. Kemudian nanti akan kita kembangkan, support dan fasilitasi mereka," ujarnya dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2022 di Alun-alun Ida Dewa Agung Jembe, Klungkung, Bali, Selasa (20/12/2022) malam.

1. Anak penyandang disabilitas mempunyai kemampuan intelektual

Puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Bali. (dok. Kemensos)

Risma mencontohkan sejumlah penari anak yang tampil merupakan penyandang disabilitas yang juga datang dari berbagai daerah.

"Mereka yang nari-nari itu anak-anak disabilitas, beberapa datang dari luar daerah, belum pernah ketemu lalu kolaborasi sama-sama. Intinya itu gak mudah, tapi mereka bisa, artinya mereka punya kemampuan intelektual yang jadi kelebihannya," papar Risma.

3. Penyandang disabilitas menyembunyikan perundungan yang dialami

Puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Bali. (dok. Kemensos)

Risma berharap tidak ada lagi penyandang disabilitas yang mengalami bullyan. Menurut Risma, para penyandang disabilitas kerap menyembunyikan perundungan yang dialami.

"Rata-rata mereka disembunyikan, kadang oleh keluarganya, lingkungannya dan dipinggirkan. Kadang malu padahal tidak ada yang sempurna di dunia ini. Lalu, bullying di anak-anak, dan mereka tidak diberikan ruang untuk pekerjaan padahal mampu," imbuhnya.

3. Penyandang disabilitas kini bukan lagi dipandang sebagai obyek dalam penanganan bencana

Puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) dan Hari Disabilitas Internasional (HDI) di Bali. (dok. Kemensos)

Risma menegaskan bahwa penyandang disabilitas kini bukan lagi dipandang sebagai obyek dalam penanganan bencana. Bersama-sama elemen lain, mereka adalah pelaku aktif sejalan dengan kapasitasnya.

Untuk keperluan penanggulangan bencana, Kemensos telah mengaktifkan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Untuk mewadahi peran penyandang disabilitas dan pihak yang mengusung visi inklusif, dibentuk Difabel Siaga Bencana (Difagana).

"Keterlibatan penyandang disabilitas merupakan perwujudan dari kesetaraan peran dan fungsi sosial mereka di tengah masyarakat," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rendra Saputra
Dini Suciatiningrum
Rendra Saputra
EditorRendra Saputra
Follow Us