Satu Meninggal dan 20 Warga Hilang Dalam Banjir Bandang di Papua Barat

- Banjir bandang di Papua Barat menewaskan 1 orang dan 20 lainnya hilang
- Tim gabungan TNI-Polri, Basarnas, dan BPBD melakukan pencarian korban dengan drone dan penyisiran intensif
- Prajurit Kodim 1812/Pegaf siap membantu korban luka dengan mendirikan pos bantuan lapangan
Jakarta, IDN Times - Satu orang warga Kampung Jim, Distrik Catubouw, Papua Barat diketahui meninggal dunia pada Sabtu lalu akibat banjir bandang yang melanda area tersebut. Sementara 20 warga lainnya dilaporkan hilang usai banjir besar yang dipicu hujan deras pada akhir pekan lalu.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk membantu mencari warga yang hilang. TNI AD melalui Kodim 1812/Pegunungan Arfak telah mengerahkan personel untuk membantu proses pencarian dan evakuasi bersama unsur Polri, Badan SAR Nasional dan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD). Sebanyak 55 personel tim gabungan berangkat melalui jalur darat menuju lokasi terdampak banjir.
"Malam tadi, tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas serta BPBD tiba di Kampung Jim setelah menempuh perjalanan darat selama 7 jam dari Koramil 1812-01/Minyambouw. Karena semalam kondisinya gelap dan masih hujan, maka tim gabungan baru melanjutkan pencarian hari Senin ini ke lokasi banjir yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Kampung Jim, Distrik Catubouw," ujar Wahyu dalam keterangan tertulis, Senin (19/5/2025).
Tim gabungan juga sudah memetakan area terdampak menggunakan drone, serta melakukan penyisiran dan pencarian korban secara intensif di lokasi kejadian.
1. Tim gabungan masih mencari 20 warga lainnya yang hilang

Sementara, berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, identitas satu korban meninggal tersebut sudah diketahui atas nama Harun Meidodga (22 tahun). Tim gabungan, kata Abdul, masih mencari sisa 20 warga lainnya yang dinyatakan masih hilang.
Di sisi lain ada sejumlah identitas korban hilang yaitu Pit Takaliumang (19), George Takaliumang (55), Yoce Takaliumang (40), Billi Takaliumang (50), Andre Mandage (20), Fence Mandage (41), Jhon (sekitar 40), Jun (sekitar 25), Olden Mote (sekitar 25), Reki Mote (sekitar 35), Jufri Sarenosa (sekitar 35), Melkianus Mandacan (30), Robertus Edison Nurak (sekitar 30), Oktovianus Petrus Alwandi (23), Laurensius Danilson (23), Yan Leo (26), Eleven Primus Elianus (29), Epen (sekitar 20), dan Erik (sekitar 25).
Abdul juga menyebut, ada pula empat korban lainnya yang mengalami luka-luka. Mereka diketahui bernama Fretswan Unas (33), Juandi Takaliumang (22), Yeskiel Takaliumang (34), dan Karunyak Takaliumang (44).
"Saat ini mereka telah mendapatkan penanganan awal dari masyarakat sambil menunggu bantuan medis," ujar Abdul di dalam keterangan tertulis pada hari ini.
2. Upaya pencarian korban terhambat minimnya jaringan komunikasi

Lebih lanjut, Abdul mengatakan, BPBD Kabupaten Pegunungan Arfak pun terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Papua Barat, TNI AD, dan pihak lain untuk mempercepat proses pencarian dan penanganan lanjutan. "Upaya pencarian menghadapi kendala minimnya jaringan komunikasi di lokasi terdampak, yang menyulitkan pelaporan situasi dan koordinasi langsung di lapangan," kata Abdul.
Di sisi lain, Wahyu menyebut prajurit dari Kodim 1812/Pegaf akan siap siaga di Komando Taktis di Koramil terdekat. Tujuannya, untuk mempermudah proses untuk membantu korban-korban luka.
"Sementara, satu pos lainnya didirikan di Kampung Jim untuk memudahkan komando dan pengendalian (Kodal) Dandim 1812/Pegaf bersama stakeholder lainnya," kata jenderal bintang satu itu.
Ia menambahkan, pos bantuan lapangan juga akan disiapkan untuk mendukung logistik dan penanganan medis bagi korban. "Mari kita doakan agar para korban segera ditemukan dalam kondisi selamat. Semoga rekan-rekan tim gabungan diberikan kesehatan dan kekuatan agar berhasil menyelamatkan para korban," tutur dia.
3. BNPB imbau warga untuk tingkatkan kewaspadaan saat musim hujan

Selain itu, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengimbau masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana, terutama di area lereng dan kawasan aktivitas tambang tradisional, untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan.
"Segera menjauh dari lokasi berisiko saat hujan deras dan laporkan potensi bahaya kepada aparat setempat. Keselamatan jiwa adalah prioritas utama," kata Abdul.