Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sekda Depok Soal Identitas Pasien: Etika Kedokteran Cukup Inisial

Sekretaris Daerah Depok, Hardiono. (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Sekretaris Daerah Depok, Hardiono. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Depok, IDN Times - Sekretaris Daerah Kota Depok Hardianto mengatakan, merujuk pada Kode Etik Kedokteran, penyebutan identitas pasien dalam hal ini pasien positif virus corona seharusnya hanya dengan inisial saja, tanpa menyebut keterangan alamat lengkap dan latar belakang pekerjaannya.

“Kalau etika kedokteran, itu gak perlu (alamat rumah, pekerjaan) cukup inisial saja, etika kedokteran pasien itu gak perlu (diekspos), itu kan seperti kita punya medical record, itu pribadi, privasi banget,” ujar Hardianto di Sukmajaya, Depok, Selasa (3/3).

1. Sekda tidak membenarkan ekspose identitas korban oleh Wali Kota Depok

Pemerintah Kota Depok melakukan sosialisasi terkait virus corona kepada warga Sukmajaya, Depok, Selasa (3/3) (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Pemerintah Kota Depok melakukan sosialisasi terkait virus corona kepada warga Sukmajaya, Depok, Selasa (3/3) (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Saat disinggung Wali Kota Depok Mohammad Idris yang sempat mengekspos identitas korban, dari alamat hingga pekerjaan, Hardianto menyerahkan kepada masyarakat untuk menilainya.

"Intinya kita, saya nyatakan bahwa itu adalah kode etik dalam dunia kedokteran, tidak diperkenankan, sudah selesai, yang lain bisa dinilai sendiri," ujar dia.

Sebelumnya, Walkot Idris sempat membeberkan identitas korban saat jumpa pers di Balai Kota Depok kemarin, Senin (2/2). Ia bahkan menyebut alamat rumah hingga pekerjaan pasien positif virus COVID-19.

2. Ridwan Kamil mengimbau masyarakat dan media agar tidak kepo

Wali Kota Depok Mohammad Idris menerima 1.000 masker dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Balai Kota Depok, Senin (2/3) (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Wali Kota Depok Mohammad Idris menerima 1.000 masker dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Balai Kota Depok, Senin (2/3) (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Gubernur Jawa Barat lantas mengimbau masyarakat dan media untuk tidak ‘kepo’ terhadap identitas pasien. Sebab, hal tersebut tentu menjadi beban psikologis bagi pasien dan keluarga yang identitasnya dibuka sebegitu terangnya.

“Nah makanya oleh masyarakat jangan terlalu kepo urusan etika ya dalam urusan. Karena standar WHO itu gak boleh dipublikasikan. Ke media tolong diimbau, jangan media juga ikut ‘oh rumahnya di sini’. Nah itu juga akan membuat orang akhirnya penasaran,” ujar Kang Emil di Balai Kota Depok, Senin (2/3).

3. DPR menyayangkan sikap kepala daerah yang mengekspos data pribadi pasien

M Taufik, Sufmi Dasco, Rani Maulani, Fraksi Gerindra (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)
M Taufik, Sufmi Dasco, Rani Maulani, Fraksi Gerindra (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta para kepala daerah tak menyebar data pribadi pasien jika di daerahnya ada yang tengah dirawat terkait virus corona. Dasco menyayangkan tersebarnya data pribadi pasien positif Corona di Depok, Jawa Barat.

"Ini saya sayangkan. Sebenarnya kan kepala daerah harus memelihara iklim kondusif. Nah dan juga itu kan data pribadi pasien itu kan dilindungi oleh undang-undang untuk kemudian tidak disebarluaskan, walaupun oleh otoritas yang kemudian berwenang untuk itu," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/3).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us