Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selalu Surplus, Sektor Pertanian Dongkrak Neraca Perdagangan Indonesia

IDN Times/Kementan
IDN Times/Kementan

Jakarta, IDN Times - Peningkatan kinerja ekspor pertanian ke beberapa negara Asia dan Eropa berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia. Beberapa produk tersebut berasal dari komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.

"Contohnya adalah ekspor impor produk pertanian kita dengan Malaysia, di mana neraca dagang pertanian kita selalu positif atau surplus dalam lima tahun terakhir.  Untuk 2019 sampai Maret saja, neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia dengan Malaysia, kita surplus 480,442 ton, dengan nilai 241 juta dolar AS (Amerika Serikat)," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri, Jumat (21/6).

1. Tren sangat positif dan surplus tersebut juga dialami dalam kerja sama dagang dengan negara-negara lain di Asia

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti (kiri) didampingi Kadisperindag Provinsi Banten Babar Suharso berdialog dengan pedagang beras saat melakukan Sidak di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Kamis (7/12). Sidak dilakukan untuk mengecek stok persediaan sekaligus stabilitas harga bahan kebutuhan pokok (sembako) di pasaran menjelang Natal dan Tahun Baru. (Dok. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahya Widayanti (kiri) didampingi Kadisperindag Provinsi Banten Babar Suharso berdialog dengan pedagang beras saat melakukan Sidak di Pasar Induk Rau Serang, Banten, Kamis (7/12). Sidak dilakukan untuk mengecek stok persediaan sekaligus stabilitas harga bahan kebutuhan pokok (sembako) di pasaran menjelang Natal dan Tahun Baru. (Dok. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Menurut Kuntoro, berdasarkan data sampai Maret 2019, ekspor pertanian Indonesia ke Malaysia mencapai 513,917 ton, senilai 287 juta dolar AS.

"Sementara, impor peternakan kita dari Malaysia sampai Maret 2019 hanya 33,476 ton, atau senilai 44 juta juta dolar AS," tutur Kuntoro.

Selain Malaysia, Kuntoro mengatakan, tren yang sangat positif dan surplus tersebut juga dialami dalam kerja sama dagang dengan negara-negara lain di Asia, seperti Tiongkok, Jepang, Korea, dan Filipina.

Adapun khusus untuk pasar Tiongkok, nilai pasarnya potensial, terutama bagi produk pertanian Indonesia. Hal tersebut bisa dilihat dari neraca perdagangan pertanian Indonesia-China pada 2018 yang mengalami surplus sebesar 2,265 miliar dolar AS.

"Nilai ekspor pertanian Indonesia ke China pada 2018 mencapai 4,025 miliar dolar AS, atau meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan transaksi sebelumnya yang hanya 2,058 miliar dolar AS," kata Kuntoro.

2. Lima produk pertanian jadi andalan ekspor ke negara di Asia dan Eropa

sebarr.com
sebarr.com

Kuntoro mengatakan, ada lima produk pertanian yang menjadi andalan ekspor ke berbagai negara di Asia dan Eropa. Kelimanya produk tersebut, yakni kelapa sawit, karet, kelapa, produk hewan, dan kakao.

"Untuk kelapa sawit masih menjadi andalan kita karena nilainya yang cukup besar. Saat ini kita mencatat, sudah sebanyak 3,935 juta ton kelapa sawit diekspor ke China dengan nilai transaksi mencapai 2,69 miliar dolar AS," kata Kuntoro.

Kuntoro melanjutkan, sebenarnya Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor produk pertanian ke Tiongkok. Walaupun, sejumlah komoditas hortikultura dan perkebunan mengalami hambatan akses bea masuk yang masih tinggi. Di samping itu, terdapat standar sanitary and phytosanitary (SPS) yang sulit dipenuhi petani Indonesia.

"Surplusnya neraca perdagangan kita dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) membuktikan bahwa perdagangan kita masih unggul dibanding mereka. Jadi, tidak benar kalau ada yang menyebutkan bahwa produk pertanian RRT membanjiri pasar kita. Justru sebaliknya, produk pertanian kita yang membanjiri pasar mereka," kata Kuntoro.

3. Surplus dengan Eropa

Unsplash.com/chuttersnap
Unsplash.com/chuttersnap

Selain Pasar Asia, neraca perdagangan Indonesia untuk Eropa juga mengalami status positif alias meningkat signifikan. Ini terlihat jelas pada data yang dihimpun Pusdatin Kementan, di mana lalu lintas ekspor produk pertanian ke Belanda selama empat tahun terakhir mencapai 1,84 persen dengan rata-rata ekspor sebesar 3,13 juta ton per tahun.

Begitu juga dengan periode berikutnya, Indonesia mengalami surplus pada level perdagangan produk pertanian ke Belanda dengan angka rata-rata 3,07 juta per tahun atau meningkat 1,68 persen per tahun.

Kepala Pusat Data Sistem Informasi Kementerian Pertanian, Ketut Kariyasa, Kamis (20/6) mengatakan bahwa sejak 2014, Indonesia mengalami surplus perdagangan produk pertanian yang berada pada level tinggi, terutama dengan Spanyol, Belgia, Swedia, Denmark, dan Yunani.

"Indonesia juga tercatat mengalami surplus perdagangan produk pertanian dengan Italia yang mencapai rata-rata 1,18 juta ton per tahun. Kemudian dengan Finlandia 22,1 ribu ton per tahun, Irlandia 16,5 ribu ton per tahun, Perancis 9,5 ribu ton per tahun dan Luxemborug 4,1 ribu ton per tahun," kata Kariyasa.

Share
Topics
Editorial Team
Ezri Tri Suro
EditorEzri Tri Suro
Follow Us