Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Soal Klaim Tak Ada Perkosaan Massal, Istana Ajak Kawal Penulisan Sejarah

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Hasan mengajak masyarakat untuk mengawal proses penulisan sejarah yang sedang disusun oleh para sejarawan untuk memastikan kebenaran informasi.
  • Fadli Zon menyebut tidak ada bukti pemerkosaan massal pada peristiwa Mei 1998 dan menantang untuk membuktikan keberadaannya dalam buku sejarah.

Jakarta, IDN Times - Pernyataan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang menyebut tidak ada pemerkosaan massal pada peristiwa Mei 1998 menuai banyak kecaman. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, meminta semua pihak mengawal proses penulisan sejarah yang sedang disusun sejarawan.

"Dalam konteks hal yang sedang disusun oleh Kementerian Kebudayaan, mari kita sama-sama beri waktu para sejarawan untuk menuliskan ini, kan sekarang semua dalam proses," ujar Hasan Nasbi di kantornya, Jakarta, Senin (16/6/2025).

1. Hasan Nasbi ajak awasi bersama

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Hasan mengatakan, saat ini masih banyak spekulasi tentang sejarah yang sedang ditulis ulang. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk mengawal proses penulisan sejarah baru itu.

"Kita biarkan para sejarawan menuliskan ini dan untuk nanti kita pantau, kita pelototi, kita periksa bareng-bareng, toh yang menulis ini adalah para sejarawan yang kredibel punya kredibilitas tinggi," kata dia.

2. Pernyataan Fadli Zon

Fadli Zon
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam wawancara program Real Talk with Uni Lubis by IDN Times (Youtube IDN Times)

Polemik pernyataan Fadli Zon itu bermula ketika diwawancarai pemimpin redaksi IDN Times, Uni Lubis dalam program 'Real Talk with Uni Lubis.' Ketika ditanya soal perkosaan massal pada Mei 1998, Fadli mengatakan, peristiwa 27 tahun lalu itu masih bisa diperdebatkan. Termasuk informasi tentang aksi pemerkosaan massal terhadap perempuan. Menurut Fadli, selama ini tidak pernah ada bukti pemerkosaan massal pada peristiwa Mei 1998.

“Kalau itu menjadi domain kepada isi dari sejarawan. Apa yang terjadi? Kami gak pernah tahu, ada gak fakta keras? Kalau itu kita bisa berdebat. Nah, ada perkosaan massal. Betul gak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu gak pernah ada proof-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada (bukti) tunjukan. Ada gak di dalam buku sejarah itu? Gak pernah ada!” ujar dia.

3. Fadli mengaku pernah membantah keterangan yang disampaikan TGPF

Tangkapan layar YouTube IDN Times
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon ketika berbincang di program 'Real Talk' with Uni Lubis by IDN Times. (Tangkapan layar YouTube IDN Times)

Kemudian, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, mengatakan, tim gabungan pencari fakta pernah memberikan keterangan soal peristiwa pemerkosaan massal benar terjadi pada Mei 1998. Namun, Fadli mengaku pernah membantah temuan TGPF itu.

“Saya sendiri pernah membantah itu dan mereka tidak bisa buktikan. Maksud saya adalah sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang bisa mempersatukan bangsa dan tone—nya harus begitu,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us