Sudah 2 Kali Ikut Pilpres, Prabowo Berpotensi Raup Suara di Jabar

Jakarta, IDN Times - Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC), Firman Manan menilai, ketokohan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) sangat kuat di basis pemilih Jawa Barat (Jabar).
Hal tersebut membuat Prabowo berpotensi meraup suara dengan jumlah besar di wilayah Jabar.
1. Ketokohan Prabowo punya daya tarik kuat

Firman menjelaskan, meski disokong beberapa tokoh berpengaruh di Jabar, tetapi dukungan itu tak terlalu berpengaruh. Sebaliknya, kata dia, figur Prabowo memiliki daya tarik kuat bagi masyarakat Jabar.
“Memang saya melihat warga Jabar itu variabelnya lebih ke sosok Prabowo itu sendiri,” kata Firman dalam keterangannya, Senin (1/10/2023).
2. Prabowo 2 kali ikut Pilpres

Firman mengatakan, sosok Prabowo juga menjadi penentu kemenangan Partai Gerindra di Jawa Barat pada beberapa pemilu sebelumnya.
Firman menjelaskan, kuatnya ketokohan Prabowo di Jawa Barat karena sudah kali mengikuti pilpres, yakni 2014 dan 2019. Kondisi itu membuat ingatan masyarakat Jabar cenderung lebih mengenal sosok Prabowo ketimbang kandidat capres lain.
“Itu juga yang menjadikan Gerindra di Jabar itu selalu unggul, karena memang faktornya relatif tunggal yaitu Prabowo,” ujarnya.
3. Suara di Jabar sulit diakuisisi

Oleh sebabnya, kata Firman, selama masih ada figur Prabowo dalam pertarungan pemilu maka cukup sulit megakuisisi suara pemilih Jabar.
“Karena memang sudah dua periode di Pilpres, jadi figurnya sudah sangat kuat di memori warga Jabar, jadi memang sangat berat siapapun kompetitornya untuk bisa menggeser Prabowo di Jabar,” tutur dia.
Hal tersebut sejalan dengan hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan elektabilitas Prabowo unggul di Jawa Barat mengalahkan Anies dan Ganjar.
Prabowo meraih elektabilitas tertinggi dengan 45,7 persen. Kemudian disusul Anies dengan 25,4 persen dan Ganjar 24 persen.
Survei tersebut digelar dengan wawancara tatap muka pada periode 25 Agustus sampai 3 September 2023. Dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.