Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei SMRC: Prabowo dan Ganjar Perang, Pemilih Jokowi Banyak Beralih

Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tertinggi dan kerap bersaing ketat. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jateng|ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Jakarta, IDN Times - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis Sabtu (4/6/2022) menyebutkan, pemilih Joko "Jokowi" Widodo pada Pilpres 2019 yang berniat mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, menunjukkan tren peningkatan.

“Jadi trennya, Ganjar selalu unggul. Kedua Prabowo, sementara Anies cenderung statis. Sekarang 'peperangan' terjadi antara Prabowo dengan Ganjar. Antara Desember-Maret, Prabowo naik 4 persen dan Ganjar turun 4 persen," kata Pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangannya, Sabtu.

1. Pemilih Jokowi-Ma'ruf banyak beralih dukung Prabowo dan Anies pada Pilpres 2024

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Prabowo dan Ganjar memang kerap berada di posisi teratas dalam berbagai jajak pendapat lembaga survei jelang Pilpres 2024. Namun belakangan, SMRC mencatat pemilih Jokowi-Ma'ruf banyak yang memutuskan beralih mendukung Menhan Prabowo pada Pilpres 2024.

Saiful menjelaskan dalam survei-survei yang dilakukan SMRC selama setahun terakhir, masyarakat yang memilih Jokowi pada Pilpres 2019, trennya cenderung memilih Ganjar, meskipun banyak juga yang bergeser ke Prabowo dan Anies Baswedan.

2. Ganjar sempat merebut suara paling banyak dari pemilih Jokowi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Instagram.com/@ganjar_pranowo)

Pada pertengahan Mei 2021 hingga Maret 2022 yaitu selama empat kali survei, Ganjar merebut suara paling banyak dari pemilih Jokowi. Pergerakannya dari 32,8 persen pada Mei 2021, sempat melonjak 40,6 persen pada Desember 2021, dan terakhir turun jadi 36,9 persen pada Maret 2022.

Sementara, Prabowo meraih 24,6 persen pada Mei 2021, turun 22,4 pada Desember 2021, dan naik lagi menjadi 26,3 persen pada Maret 2022. Dan, Anies Baswedan meraih 23,8 pada Mei 2021, dan 20,8 persen pada Maret 2022.

3. Peta dukungan pemilih Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019 penting jelang 2024

Presiden Jokowi bersama dengan Wapres Ma'ruf Amin di Istana Negara pada Senin, (14/7/2020) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Menurut Saiful Mujani, peta dukungan pemilih Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019 penting bagi siapa pun yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024.

Perilaku pemilih Jokowi-Ma'ruf tidak bisa hanya didasarkan keputusan partai. Aspek-aspek dari partai politik lain, kata dia, juga perlu dihitung, mengingat jumlah suara PDI Perjuangan hanya sekitar 20 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf memperoleh 55 persen suara pada Pemilu 2019.

"Kekuatan PDIP kan sekitar 20 persen lebih dari total pemilih nasional. Untuk meraih 50 persen plus, butuh dukungan partai lain. Dan pemilih Jokowi di 2019 kan bukan hanya dari PDIP. Ada dari Nasdem, Golkar, dan lain-lain," kata dia.

4. Pemilih Jokowi cenderung pilih Ganjar dan Prabowo dapat limpahan suara dari Anies

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Polda Metro Jaya. (Dok.Humas Pemprov DKI Jakarta)

Saiful Mujani menjelaskan, soal pemilih Jokowi yang cenderung memilih Ganjar, hal itu sebagai sesuatu yang wajar. Walaupun, kata dia, Ganjar belum dikenal luas.

"Tapi basis Ganjar ini sama dengan Jokowi. Keduanya kuat di Jawa Tengah. Ganjar sekarang Gubernur Jawa Tengah,” ucapnya.

Selain itu, kata Saiful Mujani, Prabowo yang mendapatkan limpahan suara lebih banyak dari Anies karena hubungan kedua tokoh dengan Jokowi.

“Meskipun tadinya lawan pada Pilpres (2019), Prabowo belakangan bergabung di kabinet Jokowi," ucapnya.

Menurut Saiful Mujani, Anies yang sebelumnya berada di kubu Jokowi, sempat diberhentikan Jokowi dari posisi menteri, kemudian belakangan berlawanan dengan Jokowi.

"Maju jadi gubernur didukung partai-partai yang bukan pendukung Jokowi. Jadi publik menilai hubungan Jokowi dengan Anies tidak baik," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us