TKN: Banyak Elite Politik yang Ganggu Proses Pembangunan Indonesia

Bandung, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo berencana menghadiri konvensi rakyat dengan tema "Optimis Indonesia Maju". Acara ini rencananya digelar di Sentul Convention Center, Sentul, Bogor, Minggu (24/2).
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengatakan bahwa dalam pidato kebangsaan ini Presiden Jokowi akan memaparkan mengenai arah kepemimpinan beliau jika dipecaya masyarakat untuk melanjutkan masa pemerintahan ke depan.
1. Infrastruktur tetap jadi prioritas

Menurut Hasto, di hadapan para pendukungnya, Jokowi akan memaparkan mengenai pembangunan infrastruktur yang selama ini telah dilakukan pemerintah. Selama ini pembangunan sektor ini telah mampu memberikan kesetaraan akses yang berdampak pada kesejahteraan
"Ini juga menjadi basis terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang akan menjadi keunggulan Indonesia ke depan," ujar Hasto usai menghadiri deklarasi dukungan dari ratusan ibu-ibu di Bandung, Sabtu (23/2).
2. Rintangan perbaikan di sektor ini tak mudah

Dia menyampaikan, untuk menyukseskan pembangunan infrastruktur yang merata, pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla melakukannya bukan tanpa hambatan. Di luar sisi teknis, banyak sekali pihak yang urung memberi dukungan dan menilai program ini menyengsarakan rakyat.
Faktor eksternal yang dimaksud Hasto adalah pernyataan dari sejumlah elite politik yang menerbarkan rasa pesimistis terkait pembangunan infrastruktur. "Ya banyak tokoh-tokoh yang ganggu kaya Fadli Zon dan Amien Rais. Padahal sekarang saja Jokowi mampu menghadirkan unicorn di Indonesia. Itu kan prestasi," papar Hasto.
3. Perbaikan SDM menjadi progam selanjutnya

Dengan perbaikan infrastruktur di berbagai sektor, lanjut Hasto, maka anak-anak dan pemuda Indonesia diharapkan bisa mengakses segala kebutuhan untuk mengembangkan diri. Dengan demikian, SDM Indonesia ke depan diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai negara maju. "Sehingga kita bisa menjadi manusia unggul. Pesantren juga akan kita bangun dengan masif sebagai pusat penggemblengan calon-calon pemimpin yang baik," papar Hasto.
4. Anti-tesis Jokowi berbeda dengan Prabowo

Pria yang juga Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan ini menjelaskan, bahwa selama ini pernyataan Jokowi dan Prabowo kerap berseberangan. Jokowi selalu memberikan rasa optimistis, berbeda dengan Prabowo yang kerap berpikiran negatif.
Jokowi pun lebih mengedepankan apa yang akan dilakukan dan tidak sekadar jargon layaknya sang lawan. Hal ini yang membuat masyarakat yang dulu percaya kepada Prabowo mengalihkan kepercayaannya ke Jokowi.
"Di sini positif yang di sebelah sana pesimistis, jadi terlihat siapa yang lebih kompeten," pungkas Hasto.