TNI Pastikan Tak Ada Anggota Terluka Akibat Gempuran Israel di Lebanon

- Penarikan prajurit TNI dari Lebanon harus seizin UNIFIL
- Personel TNI di Lebanon dalam kondisi aman, siap evakuasi WNI jika diperlukan
- Indonesia menyerukan penahanan diri pihak yang terlibat peperangan di Lebanon untuk keselamatan WNI
Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen Hariyanto, memastikan personel yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) tidak ada yang terluka. Kekhawatiran terhadap kondisi personel TNI di UNIFIL muncul karena serangan udara Israel ke Lebanon terus meningkat.
Data dari Kementerian Luar Negeri, ada 1.232 personel TNI yang tergabung di dalam misi UNIFIL. Kondisi mereka, disebutkan Hariyanto, hingga kini masih aman.
"Sampai sekarang, aman," ujar Hariyanto di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat pada Kamis (3/10/2024).
Personel TNI yang ditugaskan di Lebanon, ditegaskan Hariyanto, siap diminta bantuan untuk mengevakuasi atau menjemput WNI bila kondisi keamanan di sana memburuk. Namun, itu semua butuh izin dari Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Meski begitu, dia meminta publik tidak khawatir karena penugasan di Lebanon masih dilaksanakan seperti biasa.
"Menteri Luar Negeri juga bertindak harus seizin Commander UNIFIL yang di sana. Ini harus dilakukan secara bertahap," katanya.
1. TNI sudah siapkan rencana kontingensi untuk situasi darurat

Hariyanto menyatakan TNI telah menyiapkan rencana kontingensi untuk situasi darurat, termasuk evakuasi. Rencana ini menjadi salah satu opsi, sebab Israel sudah mulai melakukan serangan udara ke area Lebanon. Terbaru, serangan udara Israel menewaskan Ibrahim Kobeissi, seorang komandan tinggi unit roket dan rudal Hizbullah.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di Lebanon mencapai 159 orang. Angka itu tidak termasuk staf KBRI Beirut dan personel TNI di UNIFIL. Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengatakan pihaknya telah melakukan pertemuan virtual pada 30 September 2024 lalu dengan WNI yang bermukim di Lebanon.
"Kami menjelaskan langkah-langkah evakuasi dan mendorong para WNI untuk bersedia ikut dalam proses evakuasi," kata Judha di dalam keterangan tertulis 1 Oktober 2024 lalu.
2. Indonesia minta semua pihak yang terlibat konflik militer agar menahan diri

Sementara, juru bicara Kemlu, Roy Soemirat, mengatakan Indonesia sudah menyerukan agar semua pihak yang terlibat peperangan di Lebanon menahan diri. Indonesia, kata Roy, khawatir potensi perang dengan skala lebih besar dapat terjadi.
"Keselamatan WNI juga terus menjadi perhatian utama pemerintah," ujar Roy di dalam keterangan tertulis.
3. Sekjen PBB minta personel UNIFIL tetap di Lebanon

Asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk operasi damai, Jean-Pierre Lacroix, memastikan pasukan perdamaian yang bertugas di bagian selatan Lebanon tidak bergeser, meski ada seruan dari Israel untuk bergeser sejauh lima kilometer. Ditegaskan Lacroix, UNIFIL akan menjalankan tugasnya demi menuntasnya mandat Dewan Keamanan PBB.
"Pasukan penjaga perdamaian tetap melakukan yang terbaik demi bisa menuntaskan mandat dari Dewan Keamanan PBB. Hal itu sudah sangat jelas dilakukan dalam situasi yang sulit," ujar Lacroix seperti dikutip dari situs resmi PBB pada Jumat (4/10/2024).
Pihaknya, ditegaskan Lacroix, juga sudah menyiapkan rencana kontingensi dengan prediksi hasil yang baik atau buruk.
"Semua pihak memiliki kewajiban untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel penjaga perdamaian. Saya ingin menggarisbawahi hal itu," tutur dia.