BMKG: Gerhana Bulan Total Tak Memicu Terjadinya Gempa

Pada 2018 gempa mengguncang Lombok, sehari setelah gerhana

Jakarta, IDN Times - Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menyebutkan, gerhana bulan total yang terjadi pada Rabu 26 Mei lalu tidak akan memicu terjadinya gempa. Gerhana bulan, kata dia, hanya mempengaruhi pasang surut air laut.

"Kejadian di bumi yang berhubungan langsung dengan bulan adalah gaya tariknya yang mempengaruhi pasang surut laut. Gempa tidak terkait dengan fisik bulan," ujar Dodo kepada IDN Times, Senin (31/5/2021).

Pada Rabu 26 Mei 2021, telah terjadi gerhana bulan total yang dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia dengan mata telanjang.

Baca Juga: Wow! Ini Potret Super Blood Moon yang Terlihat Sempurna di Manado

1. Gempa saat purnama hanya kebetulan

BMKG: Gerhana Bulan Total Tak Memicu Terjadinya GempaFoto kolase gerhana bulan sebagian dari fase awal (kiri), puncak gerhana sebagian (kedua kanan) dan fase akhir (kanan) yang terpantau dari Denpasar, Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

Hal senada juga dikatakan Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, bahwa gerhana bulan total tidak mengakibatkan gempa. Menurutnya, jika pun terjadi gempa usai gerhana bulan, itu hanya kebetulan.

"Beberapa kasus gempa yang terjadi saat purnama hanya kebetulan dan masih sulit dibutuhkan bukti empiris," ujar Daryono kepada IDN Times, Senin.

2. Pada 2018 gempa mengguncang Lombok sehari setelah gerhana bulan total

BMKG: Gerhana Bulan Total Tak Memicu Terjadinya GempaIlustrasi Gempa (IDN Times/Sukma Shakti)

Sebelumnya, pada 29 Juli 2018, gempa berkekuatan 6,4 Skala Richer (SR) mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa ini terjadi hanya sehari setelah gerhana bulan total pada 28 Juli 2018. Namun, menurut Daryono, gempa tersebut sudah biasa terjadi.

"Tiap hari ada gempa sekitar 18, ada ataupun gak ada gerhana," ujar Daryono.

3. Fenomena gerhana bulan total yang sama baru akan terjadi di 2039

BMKG: Gerhana Bulan Total Tak Memicu Terjadinya GempaANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Fenomena gerhana bulan total atau super blood moon yang terjadi pada Rabu, 26 Mei 2021, yang bisa disaksikan dari berbagai penjuru Indonesia, diprediksi oleh Planetarium Jakarta baru dapat diamati lagi di Indonesia pada tahun 2039.

Sebagaimana dikutip dari BMKG, super blood moon terjadi karena matahari, bumi, dan bulan berada pada posisi sejajar dan di tahun ini gerhana bulan hanya terjadi dua kali, yaitu 26 Mei 2021 dan gerhana sebagian pada 19 November 2021 mendatang.

Baca Juga: Sore Ini Terjadi Super Blood Moon, Begini Dampaknya 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya