Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Viral! Joki Skripsi Dinormalisasi, Ada Guru Ikut Tawarkan Jasa

Produser Film dan Co-Founder WIUI (What Is Up, Indonesia?) Abigail Limuria komentar soal joki. (Instagram.com/abigailmuria)

Jakarta, IDN Times - Topik tentang koki yang membuatkan tugas atau skripsi saat ini tengah viral di media sosial. Hal ini bermula dari cuitan seorang Produser Film dan Co-Founder WIUI (What Is Up, Indonesia?), Abigail Limuria.

Melalui akun X pribadinya, Abigail menceritakan tentang fenomena joki melalui video. Video itu mendapatkan views hingga 8 juta. Dia menyuarakan normalisasi joki di masyarakat.

"Satu hal yang belakangan ini gue syok banget, jujur baru tahu. Itu betapa dinormalisasi joki. Normalisasi itu bukannya banyak yang pakai, tetapi banyak banget yang pakai lebih banyak dari yang gue kira. Dinormalisasi (kayak) orang tuh gak tahu kenapa joki itu salah," ujar Abigail lewat video yang sudah dikonfirmasi IDN Times, Rabu (24/7/2024).

1. Ngumbar jasa joki adalah normal

ilustrasi media sosial (IDN Times/Aditya Pratama)

Abigail mengungkapkan, di Twitter bahkan banyak akun yang mengumbar jasa joki dan membantu membuat tugas atau skripsi. Anehnya, ada saja pengguna akun yang menormalisasi hal tersebut. 

"Emang joki salah ya? Haram ya?' Joki itu kan ngasih servis untuk ngerjain tugas dan orang lain itu akan ngaku (bahwa) itu kerjaan lu," ujar Abigail sambil memegang kepala.

2. Hasil tugas dari joki adalah penipuan

ilustrasi mahasiswa mengetik di laptop (pexels.com/Zen Chung)

Abigail mengatakan, apabila yang membuat tugas atau skripsi adalah joki, maka yang akan mendapatkan nilai adalah joki. Dengan begitu, hasil tugas yang diberikan pun merupakan penipuan.

"Lu ngasih servis untuk lu ngerjain tugas untuk orang lain yang di mana orang lain itu akan ngaku itu tuh kerjaan dia, mau untuk skripsi, untuk tugas sekolah, itu kan bohong, penipuan," katanya.

3. Jasa joki banyak karena dinormalisasi

Ilustrasi media sosial (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Menurut Abigail, percuma jika mempunyai guru yang berkualitas namun muridnya saat diberi tugas memakai jasa joki. Padahal, tugas sekolah membantu untuk berpikir.

Abigail bahkan heran banyak orang yang tak sadar bahwa joki itu salah. Buktinya, banyak jasa joki yang berseliweran karena dinormalisasi.

"Banyak orang yang ingin memakai jasa, bahkan mungkin ada faktor-faktor struktural, ya, kayak ada tugas-tugas sekolah atau kurikulum yang tidak terlalu relevan yang akhirnya banyak yang mikir, kayak ini aja yang penting kelar gitu, karena gak ngelihat nih manfaatnya. Bahkan pernah dengar normalisasi sampai ada guru yang rekomendasi (jasa) joki," kata dia.

"Banyak banget orang yang gak sadar bahwa ini salah dan gak tahu kenapa ini dibilang salah. Tapi guys masak gak sadar bahwa ini nih nipu dan dampaknya ini bisa bahaya banget ke depan dan mungkin sekarang kita gak rasain," katanya.

Terkait normalisasi joki di masyarakat, IDN Times sudah menghubungi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud), Sri Suning Kusuma Wardani, namun belum mendapat penjelasan lengkap.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Deti Mega Purnamasari
3+
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Follow Us