Waspada, Kasus COVID-19 di Indonesia Lewati Angka 150 Ribu
Jakarta, IDN Times – Data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan perkembangan COVID-19 di Indonesia. Kini total kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 151.498 kasus setelah bertambah 2.090 kasus baru per hari ini, Sabtu 22 Agustus 2020.
Satgas mencatat terdapat penambahan 2.207 kasus sembuh COVID-19 hari ini. Sementara itu, total kasus sembuh COVID-19 di Tanah Air menembus angka 105.198.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 649 kasus sehingga secara total kasus sembuh di DKI Jakarta mencapai 22.877 kasus.
1. Bertambah 94 orang, kematian COVID-19 di Indonesia sudah 6.594 kasus

Satgas COVID-19 melaporkan, jumlah kematian akibat COVID-19 di Indonesia bertambah 94 kasus. Secara keseluruhan, total kematian imbas COVID-19 mendapai 6.594 kasus. Persentase kematian COVID-19 adalah 4,4 persen.
Jawa Timur hari ini menyumbang kasus meninggal sebanyak 25 kasus, sehingga totalnya 2.153 kasus. Diikuti DKI Jakarta 1.080 kasus, Jawa Tengah 834 kasus, Sulawesi Selatan 348 kasus, dan Kalimantan Selatan 331 kasus.
2. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 22,8 juta orang

Melansir dari worldometers, hingga Sabtu (22/8/2020) pukul 14.34 WIB, secara global tercatat 23.125.472 kasus konfirmasi COVID-19. Tercatat pula angka kematian hingga 803.253 kasus dan angka kasus sembuh 15.716.611 kasus.
Kasus tertinggi di dunia masih berada di Amerika Serikat dengan total 5.796.727 kasus konfirmasi COVID-19 dan 179.200 kasus kematian imbas COVID-19.
India masih menjadi negara di Asia yang memiliki catatan konfirmasi COVID-19 tertinggi hingga mencapai 2.979.562 kasus setelah memiliki 6.194 penambahan kasus konfirmasi COVID-19 baru. Angka kematian di India bertambah 22 kasus dan mencapai total 55.950 kasus.
3. COVID-19 terbukti menular melalui udara

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.
"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.
Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.
Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.
"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.
Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.
"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.
4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona.
Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.
Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.
Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.
Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.
Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.
Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.