Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Kapal Gandum Ukraina Berlayar dari Odessa, Donbass Bagaikan Neraka

ilustrasi kapal (pexels.com/Martin Damboldt)

Cianjur, IDN Times - Tiga kapal yang membawa total 58 ribu ton biji-bijian telah diberi izin untuk meninggalkan pelabuhan Ukraiana pada Jumat (5/8/2022). Langkah tersebut merupakan bagian dari kesepakatan pembukaan eskpor biji-bijian, meskipun ini bertepatan dengan serangan Rusia yang memaksa Ukraina untuk menyerahkan bagian timur wilayahnya.

"Kami berharap jaminan keamanan mitra kami dari PBB serta Turki akan terus bekerja, dan ekspor makanan dari pelabuhan kami akan menjadi stabil dan dapat diprediksi untuk semua pelaku pasar," tulis Menteri Infrastruktur Ukraina, Oleksander Kubrakov, di Facebook setelah kapal berangkat.

1. Dua kapal berangkat dari Chronomorsk dan satu dari Odessa

ilustrasi jagung (pexels.com/Pixabay)

Dilansir dari Reuters, PBB dan Turki telah menengahi kesepakatan perjalanan yang aman antara Moskow dan Kiev. Hal itu terjadi setelah PBB memperingatkan kelaparan dikarenakan pengiriman biji-bijian Ukraina dihentikan.

Menteri Pertahanan Turki mengatakan di Twitter, bahwa kapal Navistar yang memakai bendera Panama berangkat dari Odessa membawa 33 ribu ton jagung menuju Irlandia.

Sedangkan dua lainnya, diantaranya adalah Rojen memakai bendera Malta, membawa 13 ribu ton jagung yang berangkat dari pelabuhan Chornomorsk menuju Inggris. Kemudian Polarnet yang memakai bendera Turki, membawa 12 ribu ton jagung, yang juga berangkat dari Chornomorsk menuju pelabuhan Karasu di Laut Hitam Turki.

2. Butuh waktu dua tahun untuk mengejar target ekspor Ukraina

pelabuhan di Odessa (Unsplash.com/Dimitry Anikin)

Selama ini, Rusia dan Ukraina memproduksi sekitar sepertiga gandum dunia dan Rusia adalah pemasok energi utama Eropa. Namun ekspor gandum Ukraina turun 48,6 persen (year on year) sejauh musim ini, menurut kementerian pertanian Ukraina.

Penasihat ekonomi, Oleh Ustenko, mengatakan Ukraina berharap untuk mengekspor 20 juta ton biji-bijian dalam silo dan 40 juta dari hasil panen barunya. Pemerintah berharap dapat memperoleh 10 miliar dolar dari volume tersebut. Namun, Ustenko mengatakan perlu waktu 20 hingga 24 bulan untuk mengekspor jumlah tersebut jika pelabuhan tidak berfungsi dengan baik.

3. Neraka di Timur

Volodymyr Zelensky (instagram.com/zelenskiy_official)

Sementara itu, eskalasi pertempuran terjadi di Ukraina bagian timur. Setelah pertempuran selama hampir lima bulan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menggambarkan tekanan yang dialami angkatan bersenjatanya di wilayah Donbass timur pekan ini layaknya di neraka. 

Moskow berusaha mengendalikan Donbass yang sebagian besar warganya berbahasa Rusia. Wilayah itu terdiri dari provinsi Luhansk dan Donetsk, tempat di mana separatis pro-Moskow menguasai wilayah tersebut.

Zelenskiy menyebut ada pertempuran sengit di sekitar kota Avdiivka dan desa berbenteng Pisky, di mana Ukraina telah mengakui keberhasilan Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Pada Kamis, militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah melakukan setidaknya dua serangan terhadap Pisky tetapi berhasil digagalkan. Sebab, Ukraina telah menghabiskan delapan tahun terakhir untuk memperkuat posisi pertahanan di Pisky.

Perang di Ukraina ini, telah membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal, membunuh ribuan warga sipil yang tidak berdosa, dan membuat kota dan desa menjadi puing-puing. Pada Jumat, Kantor Staf Umum Ukraina mengatakan bahwa penembakan yang dilakukan Rusia terhadap sejumlah kota di seluruh Ukraina menargetkan pemukiman sipil serta infrastuktur militer, dikutip dari Reuters.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us