3 Minggu Koma, Pemuda Palestina yang Ditembak Israel Meninggal Dunia

Jakarta, IDN Times - Seorang pemuda Palestina bernama Walid Al-Sharif yang berusia 21 tahun dinyatakan meninggal akibat ditembak oleh pasukan pendudukan Israel (IOF) di kompleks Al-Aqsa pada Ramadan lalu. Kematiannya itu dilaporkan oleh media yang berbasis di Lebanon, Al Mayadeen, Sabtu (14/5/2022).
Ia meninggal setelah tiga minggu dirawat karena menderita luka serius di bagian kepala. Menurut saksi mata, kepala Al-Sharif dilaporkan menjadi sasaran peluru Israel. Ia koma pada 24 April dan mengalami kondisi kritis sejak saat itu.
1. Pasukan Israel mengacaukan situasi Al-Aqsa

Al-Sharif hanyalah satu dari 57 warga Palestina yang menderita luka berat usai serangan brutal Israel terhadap Jamaah saat menyerbu Al-Aqsa.
Selama Ramadan, ribuan warga Palestina menentang tindakan pembatasan dan represif Israel dengan berjalan ke Masjid Al-Aqsha untuk beribadah. Namun, pasukan pendudukan Israel malah mengubah tempat tersuci ketiga bagi umat Islam itu menjadi medan perang.
2. Pasukan Israel menyerang dengan gas air mata dan peluru tajam

Pasukan pendudukan Israel menembakkan peluru karet dan peluru tajam ke arah jamaah di Masjid Al-Aqsha. Mereka juga melontarkan tabung gas air mata dan bom suara ke arah mereka.
Alih-alih melakukan salat, jemaah Palestina dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi sedang dan serius. Lebih dari 200 warga Palestina terluka di dalam dan sekitar Masjid Al-Aqsa selama serangan itu. Selanjutnya, setidaknya 23 warga Palestina telah menjadi martir sejak 22 Maret, menurut AFP.
3. Tingkat kekerasan Israel meningkat

Menurut laporan Euro Med, per tanggal 14 April 2022 sudah ada sekitar 18 warga Palestina yang terbunuh dalam bulan itu. Sementara secara keseluruhan, sejak awal tahun, ada 47 warga Palestina yang tewas, di mana delapan di antaranya adalah anak-anak.
Jumlah ini mewakili hampir lima kali lipat jumlah warga Palestina yang dibunuh tentara Israel pada periode yang sama tahun lalu, yang hanya berjumlah 10 orang.