5 Fakta Perang di Soledar Ukraina, Pertaruhan Harga Diri Rusia!

Jakarta, IDN Times - Invasi Rusia di Ukraina telah memasuki bulan ke-11. Pertempuran paling sengit saat ini terkonsentrasi di Donetsk, tepatnya di dua kota kecil yakni Soledar dan Bakhmut.
Baru-baru ini, kepala kelompok tentara bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengklaim bahwa pasukannya telah menguasai Soledar. Namun, Ukraina membantahnya dan mengatakan bahwa kota itu masih berada di bawah kendali tentara Kiev.
Soledar dan Bakhmut adalah kota yang kini menjadi titik paling panas pertempuran Rusia-Ukraina. Tentara Moskow telah berusaha menguasai kota itu sejak awal invasi, tapi sampai saat ini belum berhasil melakukannya.
Berikut ini adalah 5 fakta pertempuran tersebut!
1. Alasan strategis Soledar dan Bakhmut

Soledar berada di bagian timur laut Bakhmut. Kota ini dinilai sangat penting dari sudut pandang militer karena merupakan pusat adiministrasi distrik.
Dua kota itu terus digempur pasukan Rusia sejak awal invasi. Lalu, Wagner Group diturunkan untuk membantu menguasainya. Kemajuan mereka lambat tapi berubah pada Januari ini.
Dilansir Deutsche Welle, ketika pasukan Ukraina gagal mempertahankan Soledar, maka ini akan menciptakan ancaman baru bagi Bakhmut. Kota itu bisa dikepung dan mungkin saja ditaklukkan oleh Rusia.
Bakhmut sendiri merupakan kota strategis yang menghubungkan dua kota besar, Kharkiv di utara dan Rostov-on-Don di Rusia. Saat Rusia bisa mengambil kota Bakhmut, maka mereka bisa melancarkan serangan ke barat seperti Kramatorsk, kota industri sekaligus kota administrasi penting di Donetsk.
Jarak antara Bakhmut dan Kramatorsk hanya sekitar 50 kilometer. Ukraina telah membangun beberapa garis pertahanan di kota itu untuk berjaga, jika seandainya Bakhmut jatuh ke tangan Rusia.
2. Ukraina tuduh elite Rusia mengorbankan ribuan tentara untuk kota yang tidak penting
Sejak awal 2023, pertempuran di Soledar semakin intensif. Sebelumnya, pada akhir 2022, media Rusia mengklaim pasukan Moskow telah mengepung kota kecil itu dari timur laut.
Dilansir Al Jazeera, Wagner Group mengklaim Soledar telah direbutberkat bantuan militer swasta.
Tapi, juru bicara pasukan timur Ukraina, Serhiy Cherevaty, membantah klaim itu. Dia mengatakan ungkapan itu hanya propaganda Wagner.
Analisis Institute for the Study of War (ISW) menilai strategis Soledar rendah. Penasihat Presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, juga menyebut upaya Rusia menguasai Soledar tidak masuk akal.
Podolyak mengklaim bahwa posisi Ukraina lebih menguntungkan dan dia menilai elite Rusia mengorbankan ribuan personel militer, demi kota kecil yang secara strategis kurang berharga.
Pertempuran brutal di Soledar sampai saat ini terus berlangsung. Situasi kota yang terkenal dengan tambang garamnya itu kini hancur akibat gempuran tiada henti dari tentara Rusia.
3. Strategi serangan Rusia yang diamati tentara Ukraina
Pertempuran di Soledar dan Bakhmut meningkat setelah Rusia secara memalukan dipukul mundur dari Kherson. Di Soledar, seorang perwira Ukraina membeberkan bagaimana strategi Rusia di medan tempur.
Dilansir Associated Press, pasukan Rusia memiliki pola. Pertama, mereka akan mengirim satu atau dua gelombang pasukan, sebagian besar tentara bayaran Wagner Group.
Mereka bertugas untuk menyelidiki pertahanan Ukraina, dan sering kali mereka hanya menjadi semacam umpan.
Saat pasukan Ukraina kelelahan dari gelombang serangan itu, Moskow akan mengirim gelombang serangan baru dari tentara yang terlatih. Bahkan, Rusia disebut akan menerjunkan pasukan terjun payung atau pasukan khusus.
4. Alasan ekonomi Soledar

Secara strategi militer, Ukraina menilai upaya Rusia menguasi Soledar tidak sebanding dengan biaya dan korban yang dikerahkan, tapi kota itu memiliki nilai ekonomi.
Soledar terkenal dengan tambang garamnya, dan nama Soledar berasal dari bahasa Rusia yang berarti "pemberi garam." Tambang garam ini telah diekstraksi sejak abad ke-19.
Dilansir BBC, selain garam Soledar juga penghasil gipsum. Menguasai kota itu akan membuat penguasa menghasilkan sumber pendapatan penting ketika mampu mengekstrasinya.
Tambang garam itu sendiri memiliki jaringan bawah tanah yang luas. Tambang garam juga bisa dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan peralatan, senjata dan perlindungan dari misil.
Total panjang terowongan bawah tanah diperkirakan sekitar 300 kilometer. Salah satu terowongan disebut mengesankan, dengan tinggi mencapai 30 meter dan lebar empat meter dan panjang sekitar satu kilometer.
Di bawah tanah ini, ada museum, gereja, aula simfoni, lapangan sepak bola, sanatorium, bahkan patung yang terbuat dari kristal garam.
5. Nilai simbolis bagi Rusia yang telah dipermalukan

Pasukan Rusia hampir dipukul mundur. Sejak menarik diri dari Kiev, Kharkiv, dan Kherson Moskow jarang berhasil menaklukkan kota-kota Ukraina. Sebalinya, tentara Kiev terus maju membebaskan kota-kota yang diduduki Rusia.
Oleh karena itu, menaklukkan Soledar dan Bakhmut tidak hanya merupakan keuntungan stretegis bagi Rusia, tetapi merupakan simbol kebangkitan pasukan mereka.
Gubernur Regional Pavlo Kyrylenko mengatakan bahwa 559 warga sipil, termasuk 15 anak, masih berada di Soledar, dikutip dari RFE/RL. Di Bakhmut, masih ada sekitar 8 ribu orang yang ada di kota itu. Evakuasi penduduk sipil masih dimungkinkan di Bakhmut.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan ada dinamika positif kemajuan pasukannya di Soledar. Tapi dia meminta para pejabat tidak terburu-buru menyatakan kemenangan.