Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Pulau Oland, Pulau di Jerman dengan 16 Penduduk

Potret Pulau Oland di Jerman (iamexpat.de)

Hidup di sebuah pulau ekslusif dengan beberapa orang penduduk saja mungkin adalah keinginan serta gaya hidup ideal bagi sebagian banyak orang. Hidup tenang dengan akses pantai yang mudah 24 jam. Tapi bagaimana rasa hidup di pulau kecil dengan populasi penduduk 16 orang saja?

Pulau Oland adalah sebuah pulau kecil di North Frisian Islands, yakni gugusan pulau-pulau di laut utara Eropa yang terbentang dari Belanda hingga Denmark. Sejak tahun 2019, populasi pulau tersebut berada di angka 16 orang saja. Selain populasinya yang sangat sedikit, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Pulau Oland.

1. Berada di bawah permukaan laut

Potret 'dike' di Pulau Oland (dok. youtube.com/BBC Reel)

Terletak di North Frisian Islands, Pulau Oland adalah salah satu dari beberapa pulau yang dibentengi oleh sistem saluran air yang bercabang bernama 'dike'. Dike ini dibuat untuk mencegah air laut yang sedang pasang naik ke daerah pemukiman penduduk. Selain itu, selama musim dingin Pulau Oland diguyur badai intens yang selalu mendatangkan banjir setiap minggu.

Banjir ini juga disebabkan oleh faktor ketinggian daratan pulau yang sebagian berada di bawah permukaan laut, yakni tepatnya satu meter di bawah permukaan laut.

2. Upaya penyelamatan pulau yang dilakukan sejak abad 20

Potret dinding batu di Pulau Oland (dok. youtube.com/BBC Reel)

Sejak tahun 1900, misi penyelamatan Pulau Oland telah dicetuskan. Pertama, orang-orang mulai memproteksi garis luar pulau dengan benteng yang terbuat dari batu-batu. Setelahnya, dinding dari bahan batu juga dibuat untuk memproteksi pulau agar tidak tenggelam akibat pasang air laut.

3. Hidup berdampingan dengan fenomena banjir bernama 'land unter'

Potret fenomena 'land unter' (dok. dw.com)

Sepanjang tahun, penduduk di Pulau Oland mengalami fenomena banjir yang disebut 'land unter' atau 'land under' dalam Bahasa Inggris yang artinya daratan dibawah (air). Saat air laut mulai pasang serta sebelum datangnya badai yang turun sepanjang musim dingin, penduduk mulai bergegas untuk memasukan barang-barang atau furniture di luar rumah yang akan rusak akibat badai atau terendam air laut.

Meski terdengar merepotkan, penduduk Pulau Oland menganggap rutinitas mereka sebagai pendekatan dan komunikasi dengan alam disekitar mereka.

4. Memiliki transportasi unik

Potret kendaraan transportasi di Pulau Oland (dok. youtube.com/BBC Reel)

Disebabkan gelombang air laut yang sering tinggi, penggunaan kapal feri sebagai transportasi untuk ke luar atau masuk ke dalam pulau sangatlah sulit dan tidak menentu. Maka dari itu, tercetuslah ide untuk menggunakan 'wagon' atau semacam gerobak yang digerakan dengan tenaga mesin dan memiliki jalur seperti kereta.

Awalnya, gerobak ini digunakan sebagai transportasi untuk mengangkut barang, namun seorang mantan Mayor bernama Hans Bernhard mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk mengizinkan kendaraan gerobak tersebut diperbolehkan untuk mengangkut orang-orang ke daratan utama Jerman.

5. Populasi yang terus berkurang

Potret salah satu penduduk Pulau Oland (dok. youtube.com/BBC Reel)

Penduduk Pulau Oland terus menerus berkurang karena tidak ada lagi penduduk lain yang ingin pindah ke pulau tersebut. Awalnya, pulau tersebut memiliki sekitar 52 penduduk, angkanya terus merosot hingga 16 orang saja di tahun 2019. Saat ini, tidak ada anak-anak atau remaja yang tinggal menetap disana, semua penduduknya adalah orang-orang tua yang ingin hidup tenang dari hiruk-pikuk perkotaan yang padat.

Itulah beberapa fakta menarik tentang Pulau Oland, sebuah pulau kecil di Jerman dengan populasi 16 orang saja. Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi pulau kecil ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lina Yasmin
EditorLina Yasmin
Follow Us