AES, Togo, dan Chad Gelar Latihan Tempur Lawan Teroris

Jakarta, IDN Times - Togo, Chad, dan negara Alliance of Sahel States (Mali, Burkina Faso, Niger), pada Senin (27/5/2024), resmi mengadakan latihan militer gabungan untuk lawan ancaman teroris. Latihan perang gabungan ini juga ditujukan untuk meningkatkan kerja sama pertahanan antarnegara kawasan Sahel.
Pada tahun lalu, tiga negara yang dipimpin junta militer, yakni Mali, Burkina Faso, dan Niger sudah membentuk Alliance of Sahel States (AES) untuk melawan kelompok jihadis yang meneror negaranya. Ketiga negara di Afrika Barat itu juga sudah berniat keluar dari aliansi ECOWAS.
1. Latihan militer digelar di perbatasan Niger-Mali

Kementerian Pertahanan Niger mengatakan bahwa latihan militer antarnegara ini diselenggarakan di Tillia, perbatasan Niger-Mali. Area tersebut selama ini menjadi salah satu lokasi terdampak teror jihadis.
"Latihan militer ini diadakan sebagai wujud dari kerja sama militer antara Niger dengan negara-negara sahabat, seperti Mali, Burkina Faso, Togo, dan Chad. Latihan ini penting untuk memperkuat kapasitas operasional dan resiliensi pasukan AES dalam segala ancaman," tuturnya, dikutip VOA News.
"Tak hanya memperkuat kerja sama pertahanan dengan negara sahabat, termasuk menambah manuver taktik di medan perang, tapi latihan ini juga berfungsi untuk memperkuat hubungan antara tentara dengan penduduk lokal," tambahnya.
Sementara itu, Fasilitas Latihan Militer Tilia sudah dibangun oleh Jerman dan beroperasi sejak Juli 2021. Pada September 2022, Amerika Serikat (AS) sudah menggelontorkan dana untuk melenggkapi peralatan tempur di gedung tersebut.
2. Uni Eropa akan mengakhiri misi militernya di Niger

Pada hari yang sama, Uni Eropa (UE) menyatakan akan mengakhiri misi militernya di Niger pada akhir Juni. Keputusan ini berkaitan dengan situasi politik di Niger yang makin tak menentu di bawah rezim militer.
"Dewan Eropa, hari ini, memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama militer UE di Niger (EUMPM) yang akan berakhir pada 30 Juni 2024. Kami melihat adanya permasalahn situasi politik di negara tersebut," tuturnya, dikutip Reuters.
Sebelumnya, Niger sudah memutus perjanjian militer dengan Prancis dan mendesak agar menarik seluruh pasukannya. Kemudian, Niamey mendesak agar AS memulangkan semua tentaranya dari negaranya.
Sejak dibentuk pada 2022, EUMPM sudah memberangkatkan 50-100 tentara asal negara-negara anggota UE untuk diperbantukan dalam menangani masalah logistik dan infrastruktur.
3. Sebanyak 20 orang di Mali tewas diserang kelompok jihadis

Pada akhir pekan lalu, terdapat laporan tewasnya 20 warga sipil di Mali bagian tengah. Serangan itu terjadi di sebuah desa di kawasan Circle of Bankass in Mopti yang menjadi area operasi kelompok jihadis.
Wali Kota Bankass Moulaye Guindo mengatakan, insiden ini terjadi secara tiba-tiba setelah kelompok bersenjata menyerang warga desa yang akan bekerja di ladang.
"Kemarin, kita sudah menghitung jumlahnya 19 orang. Namun, hari ini jumlah korban tewas dari aksi kekerasan ini bertambah menjadi 20 orang," tuturnya.
Sejak 2020, Mali, Burkina Faso, dan Niger sudah dilanda krisis keamanan imbas aktivitas kelompok jihadis. Kekecewaan kepada pemerintah setempat yang gagal melindungi warganya dari serangan teroris akhirnya berujung pada kudeta militer.