Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Amnesty International Desak Israel Bebaskan Hussam Abu Safiya

Ilustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Moslem Danesh)
Intinya sih...
  • Amnesty International mendesak Israel untuk membebaskan direktur RS Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya, yang ditangkap militer Israel pada 27 Desember.
  • Sekretaris Jenderal Agnes Callamard menyuarakan kekhawatiran atas kesejahteraan Safiya dan mendesak pembebasannya segera dan tanpa syarat.
  • Israel telah menahan ratusan petugas kesehatan Palestina dari Gaza tanpa dakwaan atau pengadilan, serta melancarkan serangan terhadap fasilitas kesehatan di Jalur Gaza.

Jakarta, IDN Times - Amnesty International mendesak otoritas Israel untuk membebaskan direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya, di Gaza utara. Pihaknya juga menyuarakan kekhawatiran atas kesejahteraan Safiya, yang hingga kini keberadaannya tidak diketahui.

"Kami sangat prihatin atas nasib kesejahteraan dokter Hussam Abu Safiya, yang ditahan oleh pasukan Israel bersama dengan yang lainnya dalam sebuah penyerbuan ke rumah sakit tersebut pada 27 Desember lalu. Dia harus dibebaskan segera dan tanpa syarat," kata Sekretaris Jenderal Agnes Callamard, di X pada Senin (30/12/2024).

Callamard menambahkan, Safiya telah menjadi juru bicara dari sektor kesehatan Gaza yang hancur, memohon perlindungan bagi rumah sakitnya dan bekerja di bawah kondisi yang tidak manusiawi, termasuk setelah pembunuhan putranya.

1. Israel telah menahan ratusan warga Palestina tanpa dakwaan atau pengadilan

Callamard mendesak Israel untuk segera membebaskan semua warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang, termasuk petugas kesehatan. Rumah sakit dan petugas kesehatan bukanlah target.

"Sejak awal genosida terhadap warga Palestina di Gaza, Israel telah menahan ratusan petugas kesehatan Palestina dari Gaza, tanpa dakwaan atau pengadilan," ujarnya.

"Para petugas kesehatan telah menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, serta ditahan dalam penahanan tanpa komunikasi," sambungnya.

Ia juga menyerukan komunitas internasional terutama sekutu Israel harus bertindak untuk mengakhiri genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.

2. Militer Israel menduga Hussam Abu Safiya sebagai anggota Hamas

Sejak ditangkap oleh Israel, keberadaan Safiya tidak diketahui. Ia diduga ditahan di pangkalan militer yang juga berfungsi sebagai fasilitas penahanan.

Menurut mantan tahanan Palestina, yang telah dibebaskan selama akhir pekan dari fasilitas kontroversial yang dikenal karena penyiksaan ekstrem terhadap tahanan, Safiya ditahan di pangkalan Sde Teiman di gurun Negev Israel.

"Dua tahanan Palestina yang dibebaskan tersebut mengatakan mereka melihat Abu Safiya di penjara, dan mantan tahanan lainnya mengatakan dia mendengar nama Abu Safiya dibacakan," kata CNN dalam laporannya pada 30 Desember 2024.

Pada Senin, media Israel menyebarkan video beberapa saat sebelum Abu Safiya ditahan oleh pasukan Israel. Rekaman itu menangkap upayanya untuk memindahkan ratusan pasien dan staf medis ke tempat aman setelah militer Israel mengeluarkan peringatan 15 menit untuk mengevakuasi rumah sakit. 

Militer Israel pada Sabtu (28/12/2024) mengonfirmasi bahwa mereka telah menangkap direktur rumah sakit tersebut. Sebab, ia diduga sebagai anggota teroris Hamas dan RS Kamal Adwan digunakan sebagai pusat komando dan kontrol, tanpa memberikan bukti atas klaimnya.

Ketika ditanya apakah Safiya telah dipindahkan ke wilayah Israel untuk diinterogasi lebih lanjut, militer Israel tidak langsung memberikan komentar, dilansir Al Jazeera.

3. Genosida Israel telah membunuh 45.541 orang di Gaza

Pada Jumat (27/12/2024), pasukan Israel menyerbu RS Kamal Adwan yang terletak di Beit Lahia, membakar sebagian besar fasilitas medis tersebut dan memaksa pasien, serta warga sipil yang telah mengungsi untuk mengungsi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penggerebekan tersebut yang merupakan serangan terbaru dalam serangkaian serangan terhadap fasilitas kesehatan, membuat Kamal Adwan, rumah sakit besar terakhir yang tersisa di daerah tersebut, tidak dapat beroperasi lagi.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, Israel telah membunuh 45.541 orang dan 108.338 lainnya terluka sejak perang meletus antara Hamas-Israel pada Oktober tahun lalu, dikutip dari Anadolu Agency.

Israel terus melancarkan perang genosida di Jalur Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us