Banjir di India-Bangladesh Rusak 3.200 Desa: Lebih dari 57 Orang Tewas

Para korban mengaku kekurangan makanan

Jakarta, IDN Times - Hujan lebat menyebabkan banjir bandang di beberapa bagian negara Bangladesh dan India. Akibat banjir tersebut,  jutaan orang terdampar dan sedikitnya terdapat 57 orang tewas, kata otoritas setempat. 

Hujan lebat yang terjadi belakangan ini memang tampak tak biasa bagi masyarakat Bangladesh dan India. Para ahli menduga fenomena ini merupakan akibat dari adanya perubahan iklim. 

1. Lebih dari 3.200 desa terdampak banjir di wilayah Assam, India

https://www.youtube.com/embed/ONVjt6tebe4

Di wilayah Zakiganj, setidaknya ada 100 desa yang terendam terendam setelah air banjir yang mengalir dari timur laut India menembus tanggul utama di Sungai Barak, kata Mosharraf Hossain, kepala administrator pemerintah wilayah Sylhet.

“Sejauh ini sekitar dua juta orang terdampar banjir,” katanya, Sabtu (21/05/2022), dilansir The Guardian

Banyak bagian Bangladesh dan India yang saat ini rawan banjir akibat tingginya intensitas curah hujan yang tinggi. Terkait bancana  tersebut, puluhan orang tewas di India dalam seminggu terakhir akibat banjir, tanah longsor dan badai petir, menurut otoritas setempat. 

Di wilayah Assam, terdapat 14 penduduk yang dinyatakan tewas akibat banjir dan tanah langsor. Wilayah Assam merupakan salah satu yang terdampak di India dengan korban terdampak mencapai 850 ribu orang dari 3.200 desa.

Baca Juga: Badai Petir di Kanada Tewaskan 4 Orang, 1 Mati Tertimpa Pohon

2. Para korban banjir mengalami kekurangan makanan

Banjir di India-Bangladesh Rusak 3.200 Desa: Lebih dari 57 Orang Tewasilustrasi memberikan makanan(freepik.com/jcomp)

Pavni Mittal dari Al Jazeera melaporkan dari wilayah Assam, distrik Hojai telah menjadi salah satu daerah yang terkena dampak terburuk.

“Ketinggian air yang surut membuat lebih sulit untuk mengevakuasi orang. Air di beberapa bagian diperkirakan memiliki kedalaman setidaknya 4,6 meter,” kata Mittal.

“(Perahu penyelamat) mengambil mayat, membawa bahan bantuan dan menyelamatkan penduduk desa yang terjebak tanpa makanan dan kebutuhan lainnya selama berhari-hari", tambah Mittal. 

Puluhan keluarga yang telah tinggal di kamp bantuan di Hojai mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak bantuan dari pemerintah. 

Masyarakat di sana biasanya bergantung pada hewan ternak mereka untuk dijadikan santapan sehari-hari. Namun, situasi ini membuat mereka mengandalkan bantuan dari pemerintah maupun lembaga lainnya untuk memenuhi kebutuhan makan mereka. 

3. Kisah para korban banjir di India dan Bangladesh

Seorang sopir bus yang bernama Shamim Ahmed mengatakan, “rumah saya terendam air setinggi pinggang. Tidak ada air minum, kami menimbun air hujan".

DilansirAP, Ahmed menambahkan, “hujan secara bersamaan merupakan berkah dan kutukan bagi kita sekarang."

Ada juga kisah Lalila Begum yang mengatakan semua perabotan di rumahnya hancur. Namun, dia dan dua putrinya tetap tinggal, berharap air akan surut dalam satu atau dua hari.

“Dua putri saya dan saya meletakkan satu tempat tidur di tempat tidur yang lain dan tinggal di atasnya,” katanya.

“Terjadi kelangkaan makanan. Kami berbagi makanan untuk satu orang dan satu kali makan sehari," tambahnya. 

Di sisi lain, ada juga jembatan yang putus akibat tak mampu menahan derasnya arus air sebuah sungai di Sylhet. Peristiwa itu sempat diunggah oleh media lokal Bangladesh Basherkella melalui akun Twitter mereka. 

Baca Juga: India-Pakistan Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Suhu Tembus 45 Derajat

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya