Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Abstain di Resolusi Gencatan Senjata Gaza, MUI: di Luar Dugaan

Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (dok. X @POTUS)

Jakarta, IDN Times - Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof. Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan bahwa posisi Amerika Serikat (AS) yang memilih abstain dalam pemungutan suara gencatan senjata di Gaza menjadi bukti negara tersebut makin terpojok saat ini.

“Abstainnya AS ini di luar dugaan. Perubahan sikap AS ini membuat Israel kecewa. Perbedaan sikap sebenarnya sudah terlihat ketika Israel terus menyerang Gaza, yang menimbulkan kecaman dunia internasional,” kata Sudarnoto, dalam keterangannya, Kamis (28/3/2024).

“Posisi AS dalam kesulitan besar, maka abstain dianggap jalan paling aman dari pilihan-pilihan lain yang sangat berisiko di mata Israel dan dunia internasional,” ungkap dia.

1. DK PBB keluarkan resolusi gencatan senjata di Gaza

Suasana pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB. (dok. X @UN)

Dewan Keamanan PBB (DK PBB) akhirnya mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. AS pun untuk pertama kalinya tidak mengeluarkan veto terkait gencatan senjata ini.

Dilansir dari laman resmi PBB, resolusi juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat untuk seluruh sandera.

Ini adalah pertama kalinya DK PBB menyepakati resolusi di Gaza sejak perang pecah antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Dalam pemungutan suara ini, DK PBB yang beranggotakan lima negara anggota tetap dan 10 negara anggota tidak tetap ini akhirnya sepakat untuk gencatan senjata segera di Gaza, dengan 14 negara setuju dan tidak ada yang menolak, serta AS memilih untuk abstain.

“Kegagalan dalam implementasi resolusi tersebut tidak dapat dimaafkan,” tegas Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

2. Israel marah karena AS tidak menggunakan veto

potret Benjamin Netanyahu.(twitter.com/Prime Minister of Israel)

Sementara itu, dalam pemungutan suara ini, AS tidak menggunakan hak vetonya melainkan memilih untuk abstain. Pilihan AS ini membuat Israel marah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung membatalkan rencana kunjungan dua penasihat utamanya ke AS.

Sebelumnya, AS telah memveto tiga rancangan resolusi DK PBB soal gencatan senjata. Yang terbaru, AS menyodorkan resolusi gencatan senjata dan pembebasan sandera namun diveto China dan Rusia karena dianggap terlalu condong ke Israel.

3. Israel kecewa karena DK PBB tidak mengutuk penyerangan 7 Oktober

PM Israel Benjamin Netanyahu (Twitter.com/Benjamin Netanyahu)

Wakil Tetap Israel untuk PBB Gilad Erdan mempertanyakan kenapa DK PBB mendiskriminasi korban, mengingat DK PBB mengutuk serangan di Moskow kemarin tapi tidak mengutuk serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Warga sipil, di mana pun mereka tinggal, berhak menikmati musik dengan aman dan selamat, dan DK PBB harus memiliki kejelasan moral untuk mengutuk tindakan teror tersebut secara setara tanpa diskiriminasi,” ucap Erdan.

“Sedihnya, hari ini juga, DK menolak untuk mengutuk pembantaian 7 Oktober, ini memalukan,” katanya.

Erdan menambahkan bahwa selama 18 tahun terakhir, Hamas memulai serangan tanpa henti terhadap Israel dengan meluncurkan ribuan roket dan rudal tanpa pandang bulu ke warga sipil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us