AS Bahas Lagi Gencatan Senjata dengan Rusia dan Ukraina

- Pejabat AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi untuk membicarakan gencatan senjata perang Ukraina.
- Presiden Trump mendorong agar perang tiga tahun itu segera berakhir, namun Kremlin mengecilkan harapan akan resolusi yang cepat.
- Kedua belah pihak telah mengusulkan rencana yang berbeda untuk gencatan senjata sementara, tetapi serangan lintas batas terus berlanjut tanpa henti.
Jakarta, IDN Times - Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia bertemu di Arab Saudi pada Senin (24/3/2025). Pertemuan ini kembali terjadi untuk membicarakan gencatan senjata parsial dalam perang Ukraina. Sehari sebelumnya, delegasi dari Kyiv juga melakukan pertemuan dengan bahasan yang sama.
Presiden AS Donald Trump mendorong agar perang tiga tahun itu segera berakhir dan berharap pembicaraan di Riyadh dapat membuka jalan bagi terobosan. Kedua belah pihak telah mengusulkan rencana yang berbeda untuk gencatan senjata sementara, tetapi serangan lintas batas sementara itu terus berlanjut tanpa henti.
Awalnya direncanakan untuk berlangsung secara bersamaan untuk memungkinkan diplomasi bolak-balik–dengan Amerika Serikat yang bolak-balik di antara para delegasi–pembicaraan sekarang berlangsung satu demi satu.
1. Pertemuan dengan tim Ukraina

Sehari sebelumnya, pertemuan serupa dilakukan dengan perwakilan dari Ukraina. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov.
"Pembahasannya produktif dan terfokus–kami membahas poin-poin penting termasuk energi," kata Umerov di media sosial, dilansir dari France24.
Utusan Trump Steve Witkoff menyuarakan optimisme bahwa setiap kesepakatan yang dicapai akan membuka jalan bagi gencatan senjata penuh. "Saya pikir Anda akan melihat di Arab Saudi pada hari Senin beberapa kemajuan nyata, terutama karena hal itu memengaruhi gencatan senjata Laut Hitam pada kapal-kapal antara kedua negara. Dan dari situ Anda secara alami akan tertarik pada gencatan senjata penembakan penuh," katanya kepada Fox News.
2. Minimnya harapan perdamaian tercapai secara cepat

Sayangnya, Kremlin mengecilkan harapan akan resolusi yang cepat. "Kami baru berada di awal jalan ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Ia mengatakan ada banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai bagaimana gencatan senjata potensial dapat dilaksanakan.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, dan mengusulkan penghentian serangan hanya pada fasilitas energi.
"Ada negosiasi yang sulit di depan," kata Peskov dalam wawancara dengan televisi Rusia.
Peskov mengatakan fokus utama dalam pembicaraannya dengan Amerika Serikat adalah kemungkinan dimulainya kembali kesepakatan gandum Laut Hitam 2022 yang memastikan navigasi yang aman untuk ekspor pertanian Ukraina melalui Laut Hitam.
3. Usulan gencatan senjata yang luas dari Ukraina

Seorang pejabat senior Ukraina sebelumnya mengatakan, Kyiv akan mengusulkan gencatan senjata yang lebih luas, yang mencakup serangan terhadap fasilitas energi, infrastruktur, dan serangan angkatan laut. Kedua belah pihak melancarkan serangan pesawat nirawak baru pada malam menjelang negosiasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak sekutu negaranya untuk memberikan tekanan baru pada Rusia.
"Keputusan baru dan tekanan baru pada Moskow diperlukan untuk mengakhiri serangan dan perang ini," tulisnya di media sosial pada Minggu.
Moskow menuju perundingan Saudi setelah pemulihan hubungan dengan Washington di bawah Trump yang telah meningkatkan kepercayaan pada Kremlin. Peskov mengatakan bahwa potensi kerja sama yang saling menguntungkan dalam berbagai bidang antara negara kita tidak dapat dilebih-lebihkan.
"Kita mungkin tidak setuju pada beberapa hal tetapi itu tidak berarti kita harus menghilangkan manfaat bersama," ujarnya.