AS Puji-Puji Taliban Karena Kawal Evakuasi Secara Profesional

Jakarta, IDN Times – Amerika Serikat (AS) memuji Taliban karena kooperatif dan profesional dalam memfasilitas misi evakuasi lanjutan. Pernyataan itu disampaikan Gedung Putih pada Kamis (9/9/2021), setelah pesawat Qatar Airways yang disewa khusus untuk evakuasi lepas landas dari Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan.
Sebagai informasi, AS dan koalisi Barat menghentikan misi evakuasi serta intervensi militer selama 20 tahun di Afghanistan pada 31 Agustus 2021. Sayangnya, tidak semua warga asing dan warga Afghanistan yang dalam bahaya bisa dilarikan ke luar negeri. Penerbangan sempat terhenti akibat serangan Islamic State Khorasan (ISIS-K) yang menewaskan sekitar 175 orang.
"Taliban telah bekerja sama dalam memfasilitasi keberangkatan warga negara Amerika dan warga Afghanistan, dengan penerbangan sewaan dari HKIA (Hamid Karzai International Airport)," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Emily Horne, dikutip dari AFP.
1. AS memuji profesionalisme Taliban

Lebih lanjut, menurut Horne, penerbangan dengan pesawat komersil pertama sejak Taliban menguasai Kabul merupakan sinyal positif, di tengah keraguan komunitas internasional terhadap kelompok gerilyawan yang kini menguasai Afghanistan.
"Mereka telah menunjukkan fleksibilitas, dan mereka bersikap (selayaknya) berbisnis dan profesional dalam upaya ini," tambah Horne.
Sebelumnya, dikabarkan ada sekitar 100 warga AS yang terdampar di Afghanistan. Sejumlah pihak menuduh Taliban menjadikan mereka sebagai sandera. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menampik kabar tersebut dan menegaskan bahwa keterlambatan evakuasi merupakan kendala teknis.
Operasi evakuasi gabungan telah mengangkut lebih dari 123 ribu orang ke luar Afghanistan, selama dua minggu sebelum tenggat waktu penarikan pasukan jatuh tempo.
2. Hasil dari diplomasi yang hati-hati dan sulit

Pada kesempatan yang sama, Horne berterima kasih kepada Qatar karena telah memfasilitasi kepergian warga AS.
“(Penerbangan itu) hasil dari diplomasi dan keterlibatan yang hati-hati dan sulit. Kami telah bekerja keras,” ujar Horne.
Sejumlah pihak mengkritik kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden yang “kooperatif” dengan Taliban, termasuk membiarkan warga AS hidup di bawah belas kasihan Taliban dengan mematuhi peraturan yang dibuat oleh rezim baru.
Terlepas dari kritik, Horne memastikan bahwa fokus Washington saat ini adalah mengevakuasi warganya dan warga Afghanistan yang berada dalam bahaya. Demi mencapai hal itu, AS akan bekerja sama dengan Taliban, sekalipun mereka belum mengakui pemerintahan yang dipimpin oleh Perdana Menteri sementara Afghanistan, Mohammad Hasan Akhund.
3. Belum diketahui dengan pasti jumlah orang yang dievakuasi

Apresiasi juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, kepada Taliban.
“Kami telah berhasil menerbangkan pesawat pertama dengan penumpang,” kata dia, dikutip dari The Straits Times.
Informasi terakhir ada sekitar 113 penumpang yang berada di dalam pesawat, termasuk warga negara AS, Kanada, Ukraina, Jerman, dan Inggris.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki enggan mengonfirmasi jumlah pastinya, termasuk berapa warga AS yang berada di dalam pesawat. Reuters juga tidak memperoleh informasi apakah ada warga Afghanistan yang ikut penerbangan tersebut.
Pesawat itu mendarat di Bandara Internasional Hamad Doha setelah lepas landas dari Kabul. Sumber Reuters menyampaikan, penumpang dibawa ke bandara Kabul dengan konvoi Qatar.