Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Australia Akan Pangkas Jumlah Migran dan Perketat Aturan Visa Pelajar

Ilustrasi Gedung Opera Sydney di Australia. (pexels.com/Brett Stone)
Ilustrasi Gedung Opera Sydney di Australia. (pexels.com/Brett Stone)

Jakarta, IDN Times - Australia akan memperketat peraturan visa bagi pelajar internasional dan pekerja berketerampilan rendah. Tindakan tersebut sebagai langkah untuk mengurangi separuh jumlah migran selama dua tahun ke depan.

Langkah itu seiring upaya pemerintah negara tersebut untuk merombak sistem migrasi yang disebutnya 'rusak'.

"Kami telah bekerja sepanjang waktu untuk mencapai keseimbangan terbaik dalam sistem migrasi Australia," kata Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil dalam sebuah pernyataan pada Senin (11/12/2023).

"Reformasi yang ditargetkan oleh pemerintah telah memberikan tekanan terhadap migrasi bersih ke luar negeri dan akan semakin berkontribusi terhadap penurunan yang diperkirakan terjadi," sambungnya, dikutip dari Channel News Asia.

Menurut O'Neil, peningkatan migrasi bersih luar negeri dari 2022 hingga 2023 sebagian besar didorong oleh pelajar internasional.

1. Kebijakan terbaru mengenai aturan visa pelajar dan pekerja

Keputusan tersebut diambil setelah peningkatan dalam jumlah imigrasi. Diperkirakan jumlahnya mencapai puncaknya pada rekor 510 ribu pada 2022-2023.

Data resmi menunjukkan jumlah tersebut diperkirakan akan turun menjadi sekitar seperempat juta pada 2024-2025 dan 2025-2026. Strategi baru juga akan mengembalikan jumlah migrasi menjadi normal.

Dibawah kebijakan baru ini, pelajar internasional perlu mendapatkan nilai yang lebih tinggi dalam tes bahasa Inggris. Selain itu, akan adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap permohonan visa pelajar yang kedua, yang akan memperpanjang masa tinggal mereka di Negeri Kanguru.

Sementara itu, visa spesialis baru untuk pekerja berketerampilan tinggi akan dibuat dengan waktu pemrosesan yang dipersingkat menjadi satu minggu. Langkah ini guna membantu dunia usaha merekrut migran terbaik di tengah persaingan ketat dengan negara maju lainnya.

2. Survei: Jumlah migrasi di Australia terlalu tinggi

Bendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)
Bendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)

Pada tahun lalu, Australia meningkatkan jumlah migrasi tahunannya guna membantu perusahaan-perusahaan besar merekrut staf untuk mengisi kekurangan tenaga kerja setelah pandemik.

Sebelumnya, negara ini menerapkan kontrol perbatasan yang ketat, serta melarang pelajar dan pekerja asing keluar dari Australia selama hampir dua tahun. Saat itu, langkah tersebut diterapkan sebagai upaya mengekang penyebaran virus corona.

Namun, masuknya pekerja asing dan pelajar secara tiba-tiba setelah dibukanya perbatasan, memperburuk tekanan pada pasar sewa yang sudah ketat. Tidak hanya itu, jumlah tunawisma di Australia pun meningkat, dilansir Reuters.

Sebuah survei yang dilakukan surat kabar Sydney Morning Herald pada 11 Desember menunjukkan bahwa 62 persen responden Australia mengatakan jumlah migrasi di negara itu terlalu tinggi.

3. Pemerintahan Albanese berupaya merombak aturan migrasi

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. (twitter.com/ AlboMP)
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese. (twitter.com/ AlboMP)

Perdana Menteri Anthony Albanese pada akhir pekan mengatakan bahwa jumlah migrasi Australia perlu dikembalikan ke tingkat yang berkelanjutan, ini sejalan dengan tingkat pra pandemik. Dia juga menambahkan bahwa sistem saat ini sudah rusak.

Pemerintah Partai Buruh Australia telah berupaya mempercepat masuknya pekerja berketerampilan tinggi dan memperlancar jalan mereka menuju izin tinggal permanen.

Ini mengingat bahwa negara tersebut telah lama bergantung pada imigrasi untuk memasok salah satu pasar tenaga kerja yang paling ketat di dunia.

Tidak hanya Australia yang sedang berjibaku mengatasi tingginya tingkat migran, Inggris pekan lalu mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah migran yang datang melalui jalur resmi. Langkah tersebut guna mengurangi migrasi bersih terbesar yang pernah ada, setelah angkanya melonjak ke rekor tertinggi.

Data resmi pemerintah Inggris menunjukkan bahwa migrasi bersih tahunan ke negaranya mencapai rekor 745 ribu pada tahun lalu. Angka tersebut terus berada pada tingkat yang tinggi sejak saat itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us