Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Beda dari Trump, Biden Janjikan Kebebasan Pers untuk Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris pers Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jen Psaki, berjanji pemerintah AS berkomitmen akan menyediakan informasi yang benar dan transparan kepada seluruh warga.
 
Di hadapan awak media, Psaki menyampaikan rasa hormatnya kepada peran pers yang bebas dan independen demi meningkatkan kualitas demokrasi.

“Kami (pemerintah) memiliki tujuan yang sama (dengan media), yaitu berbagi informasi yang akurat dengan rakyat Amerika,” kata dia saat konferensi pers pertamanya, dilansir National Post, Kamis (21/1/2021).

1. Biden akan membuka "ruang debat" dengan media

Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Haris (Twitter.com/JoeBiden)

Pada kesempatan yang sama, mantan juru bicara Departemen Luar Negeri pada era Presiden Barrack Obama ini menyebutkan, tidak menutup kemungkinan terjadi silang pendapat antara media dengan Biden pada masa mendatang. Karena itu, Biden akan membuka ruang debat dengan media.
 
“Akan ada saat kami tidak setuju, dan pasti akan ada hari-hari di mana kami tidak setuju untuk bagian-bagian pengarahan yang ekstensif, sangat mungkin,” kata Psaki.

2. Biden juga berencana mengadakan konferensi pers secara rutin, termasuk menghadirkan pakar kesehatan

Presiden Amerika Serikat Joe Biden di East Las Vegas Community Center di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)

Psaki melanjutkan, dia berencana mengadakan konferensi pers setiap hari kerja sebagai komitmen keterbukaan informasi. Menyambung keinginan Biden, konferensi pers harian turut menghadirkan pakar kesehatan untuk menerangkan kondisi terbaru terkait pandemik COVID-19 di Negeri Paman Sam.  
 
“Presiden Biden berencana mengembalikan transparansi dan membagikan kebenaran, bahkan ketika (kebenaran) sulit untuk didengar,” ujar Psaki.

3. Presiden Trump sering menyudutkan media

Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Di bawah naungan Presiden Donald Trump sebelumnya, Gedung Putih sempat melarang sejumlah kantor berita yang dianggap terlalu kritis. Sejumlah laporan mendalam dan hasil investigasi media, secara terang-terangan, bahkan kerap disebut Trump sebagai berita bohong yang disampaikan media palsu.  
 
Pada upacara pelantikan presiden ke-46 AS, Biden mengutarakan sumpahnya untuk bekerja melayani publik dengan rasa hormat. “Jika Anda pernah bekerja dengan saya, dan saya mendengar Anda memperlakukan rekan kerja lain dengan tidak hormat, saya akan memecat Anda saat itu juga,” ungkap dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us