Belarus Tangkap 207 Aktivis yang Demo Anti-Pemerintah

- Penangkapan massal oposisi dilakukan menjelang konferensi New Belarus yang diselenggarakan di Warsawa, Polandia pada 9-10 Agustus 2025.
- Konferensi itu diadakan untuk memperingati kecurangan dalam pemilihan umum Belarus yang kelima.
- Belarus protes kepada Polandia soal demonstrasi anti-Lukashenko.
Jakarta, IDN Times - Belarus, pada Kamis (7/8/2025), mengumumkan penangkapan 207 orang yang diduga ikut dalam demonstrasi anti-pemerintah Belarus di luar negeri sepanjang tahun ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, Presiden Belarus Alexander Lukashenko terus mendesak oposisi di negaranya. Pada November 2024, lebih dari 1.200 aktivis dan oposisi ditangkap karena dituduh sebagai anggota kelompok ekstremis.
Penangkapan massal aktivis dan oposisi kala itu dilakukan menjelang pemilihan presiden (pilpres) yang diselenggarakan pada Januari 2025. Sesuai prediksi Lukashenko kembali memenangkan pilpres untuk periode ketujuh.
1. Penangkapan dilakukan menjelang konferensi di Polandia
Penangkapan massal oposisi dilakukan menjelang konferensi New Belarus yang diselenggarakan di Warsawa, Polandia pada 9-10 Agustus 2025. Konferensi itu diadakan untuk memperingati kecurangan dalam pemilihan umum Belarus yang kelima.
Konferensi itu diadakan bersamaan dengan aksi demonstrasi bertajuk “March of Freedom” yang juga diselenggarakan di Warsawa. Kedua acara tersebut diorganisir oleh anggota oposisi Belarus sebagai bentuk protes resmi kepada rezim Lukashenko, dilansir TVP World.
Sementara itu, Lukashenko sudah memimpin selama lebih dari 30 tahun lalu. Kepemimpinannya sudah membuat Belarus menjadi negara paling represif di Eropa dan ikut membantu Presiden Rusia Vladimir Putin dalam melancarkan invasi skala besar ke Ukraina pada 2022.
2. Belarus protes kepada Polandia soal demonstrasi anti-Lukashenko
Kementerian Luar Negeri Belarus melayangkan protes resmi kepada Polandia soal rencana demonstrasi besar di Warsawa yang diorganisir oleh sejumlah lawan politik Lukashenko.
“Acara tersebut akan merusak hubungan bilateral Belarus-Polandia. Bukan tidak mungkin kami akan melakukan balasan atas kesediaan Polandia menyelenggarakan acara tersebut,” terangnya, dikutip dari Notes from Poland.
Minsk juga sudah memanggil perwakilan Polandia di negaranya untuk menjelaskan lebih lanjut terkait demonstrasi ini. Belarus menyatakan akan terus mengawasi aksi provokatif yang mengancam negaranya.
3. Oposisi bangun shelter untuk pengungsi Belarus di Italia
Kepala Asosiasi Belarus di Italia atau Talaka, Yuliya Yukhno mengumumkan rencana pendirian shelter untuk mendukung pengungsi politik Belarus yang terpaksa mengungsi imbas persekusi politik di negaranya.
“Tujuan kami adalah membentu pengungsi Belarus belajar bahasa Italia. Kami tidak ingin menarik agar pengungsi ke Firenze, tapi memberikan mereka apa yang dibutuhkan secara langsung,” ungkapnya.
Shelter tersebut akan dibuka pada Oktober 2025. Pendirian shelter ini diinisiasi oleh pemimpin oposisi Belarus Sviatlana Tsikhanouskaya yang bekerja sama dengan pemerintah Firenze.