Hamas Rilis Video Sandera yang Diklaim Terbunuh karena Israel

Jakarta, IDN Times – Hamas baru-baru ini mempublikasikan video yang menunjukkan sandera Israel yang diculik dari Kibbutz Nirim pada 7 Oktober 2023. Sandera tersebut diidentifikasi bernama Nadav Popplewell yang berusia 51 tahun.
Hamas mengklaim Popplewell telah terbunuh dalam serangan udara Israel. Pengumuman kematian tersebut muncul di tengah sejumlah pengumuman serupa yang dikeluarkan Hamas sejak dimulainya perang.
”Yang satu ini, seperti yang lainnya, belum dikonfirmasi oleh Israel,” lapor Jerusalem Post, Sabtu (11/5/2024).
Laporan itu menyebut Hamas sering melakukan kesengajaan untuk melakukan misinformasi untuk agenda perang psikologisnya.
1. Kondisi sandera lainnya masih belum jelas

Video tersebut memperlihatkan Popplewell yang sedang membaca naskah pendek sebelum video tersebut dipotong. Akun yang mengunggah video tersebut memberikan caption, “Sebentar lagi. Apa yang terjadi?”
Popplewell memiliki mata hitam dalam video tersebut tetapi tidak ada luka lain yang terlihat. Tidak jelas kapan video itu dibuat.
Popplewell menderita diabetes, dan saudara perempuannya mengatakan pada November bahwa dia mengkhawatirkan kesehatan Popplewell di penahanan.
Ibu Popplewell, Hannah Peri, dibebaskan pada 24 November. Saudaranya Roee terbunuh pada 7 Oktober. Sementara kondisi sandera lainnya masih belum diketahui.
2. Keluarga para sandera desak Israel penuhi negosiasi Hamas

Ini bukan kali pertama Hamas mengunggah video sandera semcam itu. Hamas juga pernah mengunggah video pendek tentang para sandera dan mengejek Israel tentang kondisi kesejahteraan mereka.
Dua minggu lalu, Hamas menerbitkan rekaman sandera Hersh Goldberg-Polin, Keith Siegel, dan Omri Miran.
Pada hari Sabtu, Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali tuntutan mereka agar pemerintah segera mencapai kesepakatan penyanderaan.
“Setiap tanda kehidupan yang diterima dari para sandera yang ditahan oleh Hamas merupakan seruan kesusahan bagi pemerintah Israel dan para pemimpinnya,” kata forum tersebut.
3. Negosiasi dengan Hamas berjalan buntu

Dilansir Reuters, di tengah desakan keluarga korban sandera, Israel belum sepenuhnya menyetujui kesepakatan dengan Hamas dalam negosiasi gencatan senjata dan pemulangan sandera.
Israel masih enggan untuk menerima pengajuan Hamas. Sementara Hamas sebelumnya telah menerima sebuah kesepakatan yang diinisiasi Mesir dan Qatar. Israel tidak menyambut baik langkah tersebut.
Israel jugat idak menghiraukan seruan Amerika Serikat untuk menghentikan invasi di Rafah. Bagi pemerintah Israel, invasi di Rafah akan menekan Hamas di meja perundingan.
Rafah diklaim menjadi benteng terakhir bagi para pasukan Hamas di Gaza. Namun, hal itu ditentang oleh petinggi Hamas.